Mengulang tanggal lahir, So What?
Melihat tanggal yang
baru saja saya ketik, teringat kembali tanggal apa hari ini. Hari ini, 20 April
2016 merupakan berulangnya tanggal lahir ayah. Bukannya tak tahu, bahkan sejakawal
bulan april saya sudah menyadari, dan pagi tadi diingatkan oleh notifikasi di
Facebook. Dan sampai malam ini pun saya tidak menelepon rumah.
Hmm... entah sejak
kapan, saya tak lagi mengucapkan selamat ulang tahun kepada siapapun. Atau
lebih tepatnya berusaha untuk tidak mengatakan atau memberikan selamat pada
yang berulang tahun. Mungkin karena pemikiran saya telah terjamah buku-buku dan
terori-terori konspirasi yang berakar mula pada tradisi kaum pagan.
Bukan berarti saya tahu
dan faham benar akan mana yang benar-benar benar dan benar-benar salah. Hanya
saja karena logika dan agama berpadu, mencari kebenaran bukan pembenaran. Maka
hati dan pikiran sebagan masih ragu dan sebagian yakin akan suatu hal, yaitu
fakta dan sebab akibat. Maka saya
memilih untuk tidak mengikutinya. Bukankah suatu kaum yang menyerupai kaum yang
lain termasuk dalam kaum tersebut? Ah, betapa bahasan yang ribet.
Baiklah, kembali pada
ayah yang mengulang tahun lahirnya dan saya yang tak kunjung meneleponnya.
Intinya adalah mendoakan seseorang untuk kebaikannya tak harus dikhususkan
karena ia sedang mengulang tanggal kelahirannya.
Menjalin silaturahim
tak mesti karena ada suatu peristiwa spesial. Memberi hadiah, tersenyum,
bersedekah, berbagi, tak sepantasnya hanya dikhususkan karena ada suatu hari
spesial yang dipercaya patut dirayakan. Apalagi jika budaya tersebut bukanlah
budaya Islam. Bukankah semua itu bisa dilakukan kapan saja. Atau lebih tepatnya
bukankah hal tersebut sebaiknya dilakukan kapan saja bahkan semakin sering
semakin baik bukan?
Nah, menghindari hal
“pengkhususan” itulah alasan utama saya untuk tidak mengucapkan dan merayakan
pengulangan tanggal lahir alias ulang tahun. So, I don’t celebrate birthday,
nor mine nor yours.
Jadi, maaf jika saya
tidak menelepon atau sms, mengucapkan atau hadir dihari atau acara yang kamu
anggap spesial. Bukan berarti sombong atau tidak menghargai, bukan berarti
tidak setia kawan atau tidak peduli, bukan juga berarti melupakan (karena zaman
ini ada facebook yang mengingatkan. Atau mungkin karena memang saya tidak
tahu). Namun saya sedang berusaha untuk melakukan hal yang saya yakini benar
sampai saat ini.
Rumah Kedua, Rabu 20
Mei 2016
0 comments:
Thank you for visiting. Feel free to leave your response. 🙏😁😄