Sampah di Medan
Membahas topik sampah di Medan tak akan ada habisnya. Masalah sampah ini mungkin bisa dikatakan menempait peringkat pertama dari semua masalah yang dihadapi kota Medan ini.
Jumlah sampah yang terus naik tiap tahunnya dengan
penanggulangannya yang bisa dikatakan jalan di tempat adalah masalah klasik
yang memiliki bom waktu.
Beruntung Medan tidak seperti
Jakarta yang letaknya di bawah permukaan laut. Medan terletak jauh di atas permukaan laut. Namun kok, kota ini kian lama kian mengimitasi gejala-gejala alam di Jakarta ya?
Jakarta yang letaknya di bawah permukaan laut. Medan terletak jauh di atas permukaan laut. Namun kok, kota ini kian lama kian mengimitasi gejala-gejala alam di Jakarta ya?
Hujan gerimis 10 menit saja, ada daerah yang
jalanannya tergenang air hingga setinggi mata kaki. Konon lagi kalau deras ya?
Padahal kita bukan Jakarta yang sering dapat banjir
kiriman dari Bogor, Puncak, dan Mega mendung.
Pada musim hujan, jika dikatakan sampah menggenangi
sungai-sungai kota Medan sehingga menyebabkan banjir, ada benarnya. Karena sebenarnya
penyumbatan sering terjadi pada gorong-gorong, selokan dan saluran air terlebih
dahulu, hingga air meluap ke jalan dan perumahan. Apalagi gorong-gorong di
Medan sangatlah sempit volumenya.
Selain itu banyak saluran air yang tiba-tiba saja
alirannya terputus karena ditimbun. Ada yang sengaja menimbun demi kepentingan
bisnis, ada pula yang tertimbun karena minim perawatan (alias amblas), dan tak
sedikit pula yang tersumbat oleh sampah.
Sampah menyumbat saluran air |
Kesadaran masyarakat Medan tentang memperlakukan sampah bisa dikatakan sangat minim. Banyak pengemudi dan penumpang mobil mewah yang buang sampah seenaknya di jalanan.
Buang sampah seenaknya di jalan |
Iiiiiii.....tega ya! |
Hanya segelintir penghuni kota Medan ini yang
benar-benar peduli akan sampah. Peduli dalam arti:
- Tidak membuang sampah seenaknya. Biasanya kita akan menemukan sampah pada tas dan kantong pakaian mereka.
- Memilah sampah. Mereka memisahkan sampah yang organik, anorganik, dan baterai dan limbah elektronik.
- Mendaur
ulangnya. Biasanya Mereka mengolah sampah sebagai hiasan atau menjadi barang alternatif
untuk digunakan sehari-hari.
Mari bawa botol minum dan bekal - Mengurangi produksi sampah. Mereka menghindari pembelian makanan dan minuman kemasan, selalu membawa kantong belanjaan sendiri dan rajin membawa botol minum dan bekal sendiri.
- Memanfaatkan sampah untuk memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat. Tak hanya untuk kepentingan pirbadi, mereka ini juga memberdayakan masyarakat untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang meringankan bahkan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya.
Nah, tahun 2016 ini, kata Pak Endar Sutan Lubis,
Kepala Sinas Kebersihan Medan, Medan tiap harinya memproduksi sampah sebanyak 2000
ton.
Lalu seberapa pedulinya sih Kamu dengan sampah? Adakah
yang tahu si “Mereka” yang peduli sampah seperti 5 kriteria di atas?
di Jakarta juga menumpuk, sebenarnya harus dari kesadaran diri sendiri sih :|
ReplyDeleteSetuju banget..cuma kadang supaya nyadar itu butuh contoh juga ya kan😁
ReplyDelete