Balada Kue Nastar
Akan tiba masa di mana sesuatu yang bahkan untuk
menyentuhnya saja ogah, akan menjadi sesuatu yang paling dicari dan dinikmati
senikmat-nikmatnya.
Seperti halnya kue nastar ini. selagi di rumah, setoples
tinggi kue nastar ini tak diterge. Melihatnya saja sekilas pun menerbitkan rasa
eneg untuk menyantap panganan lainnya. Namun, pengalaman berbicara. Hukum alam ini
selalu berulang. Setidaknya bagi saya dan keluarga.
Ibu memutuskan untuk memasukkan sepelastik kue nastar
dalam kotak keripik yang akan saya bawa ke Medan. “Percaya lah, pasti enak ini
nanti rasanya” ujarnya. Yah, cukup sadar dengan kebenaran kata-katanya itu. Namun
untuk memasukkannya sebagai daftar barang bawaan kok rasanya enggak banget.
Namun ibu rela membungkuskannya dengan cantik dan meletakkannya di dalam kotak.
Dan taraa....malam ini adalah masa itu. Malam di mana
gigi sudah lelah mengunyah keripik pisang, tak sengaja terlihat bungkusan kue nastar
yang enggak banget itu. Namun rasanya memang jadi luar biasa enak. Padahal tak
ada yang berubah dari rasa sebenarnya. Rasanya ya tetap sama seperti segigit di
hari pertama lebaran, di mana kuputuskan untuk tak menelan segigit itu.
Karena nastar bukanlah seperti dodol yang mengalami
peubahan rasa seiring bertambahnya waktu. Namun di lain sisi, ada sebuah rasa
yang memang berbeda yang membuat nastar ini, kue lebaran yang sebelumya membuat
sensai eneg, kini terasa begitu memabukkan.
Lalu, apakah sebuah rasa itu? Rindu mungkin? Atau
bukan sebuah rasa itu saja yang menjadi biang keroknya. Kembalinya menyandang
status “merantau” menjadikan suatu rasa menjadi berbeda. Ah, perasaan memang
mudah berubah-ubah. Seperti hati yang mudah berbolak-balik. Maka mintalah sang
maha pembolak-balik hati utuk menetapkan hati pada agama-Nya. Karena hati terletak
pada jari- jemari-Nya.
Lalu hubungannya dengan kue nastar?
Jangan lupa bersukur atas semua nikmat yang ada. Karena akan bertambah
nikmat jika disukuri. Bukankah nastarmu jadi terasa lebih nikmat? Padahal
sebelumnya ogah untuk menyantapnya. Siapa tahu setelah ini akan mendarat
nikmat-nikmat lainnya entah dari mana. Sesuatu yang telah lama diidam-idamkan.
Entah itu makanan, traktiran, kebahagian, teman, kejutan, keberuntungan, atau
bahkan Mas itu. ^_^’’
Ah, sudah lah. Kue nastar ini tak hanya sekedar nikmat
saja sepertinya. Tapi juga memabukkan. Hingga penikmatnya pun ikut mabuk
pikirannya. Itadakimasu ^_^
Apa kamu juga suka Kue Nastar?
Hmmm jadi nastarbun bisa difilosofikan dengan cuaca hati ya...
ReplyDeleteCuaca hati n juga sikon tempat makannya😆
ReplyDeleteUhh ini dia.. nickname kakak: remah remah kenangan kue nastar. Disingkat R2K2N 😂
ReplyDeleteUhh ini dia.. nickname kakak: remah remah kenangan kue nastar. Disingkat R2K2N 😂
ReplyDelete