Efek Samping Mandi Pakai Vitalis Parfumed Moisturizing Body Wash
Prolog:
Apabila kamu adalah tipe mahkluk yang kulit dan mood-nya sensitif perihal melangsungkan rangkaian ritual permandian, maka kamu sebaiknya hati-hati dengan produk Vitalis Parfumed Moisturizing Body Wash ini. Kenapa? Karena mandi dengan sabun cair Vitalis, pelan-pelan akan meracuni dan mengikis prinsip hidupmu yang kira-kira redaksinya
"Hemat air pangkal kaya, jadi mandi sehari sekali aja"😁
atau,
"Mumpung di rumah aja, mandi ya sekali aja".😁
Jadi sebenarnya artikel kali ini bisa dikatakan ditujukan bagi kita; para praktisi yang cukup dan terlalu sayang sama keringat di badannya😁.
Apa saja efek samping mandi pakai Vitalis Parfumed Moisturizing Body Wash?
Jangan mandi pakai Vitalis Parfumed Moisturizing Body Wash kalau kamu gak mau mengalami hal ini:
Jadi rajin mandi
Percayalah, aku sudah jadi korbannya. Di kediamamku, makhluk yang paling rajin mandi selain ayam-ayam emakku, ya emakku. Sehari minimal 3 kali. Normalnya 5 kali sehari.
"Kalau soal mandi, gak adaaaklah anak Mamak yang keturunan Mamak. Kapaaanlah...",
Sambil senyum-senyum ‘helpless’, mantra penyentil ini hampir gak pernah absen terucap tiap hari kalau udah lewat jam 12 siang dan kami belum ada yang mandi.
Dan tadaa...ternyata, seorang anaknya berubah sejak negara api menyerang, eh sejak ada yang berbaik hati menghadiahi paket Vitalis Parfumed Moisturizing Body Wash. Yaps, that's me.
Hari pertama mencoba yang merah muda; White Glow, wanginya langsung mengingatkanku sama parfum vitalis yg di zaman-zaman kuliah dulu sempat beberapa botol ku koleksi. (Tahulah ya kan itu mandinya sekitar jam berapa😅)
Nah, sorenya, selesai nyapu-nyapu cantik, dan lari-larian singkat dalam rangka menggiring para ternak emak kembali ke kandangnya (supaya mereka tak sempat nyolong daun ubi pagar tetangga), badan terasa agak keringatan, dan terceplos, "Ah, mandilah". Sambung emak di sebelah, "Tumben".
TernakEmak pulang petang |
Dan selama sepekan kemudian, ku dapati diriku jadi mandi 2 kali sehari tanpa ada bolong-bolongnya. Dan mandinya sengaja ganti-ganti varian Vitalis-nya. Bahkan kini gak mesti tunggu harus jam 12 dulu baru mandi, dan meski sore gak keringatan ya tetep aja mandi. Sungguh sesuatu.
Mood terubah karena terhirup aroma parfumnya
Pernah baca dan agaknya tersimpan di memori jangka panjang bahwa indera yang paling sensitif adalah penciuman. Makanya aroma sesuatu lebih cepat mengingatkan kita akan hal-hal tertentu.
Dan aku agaknya adalah salah satu tipe manusia yang dianugerahi indera pembauan yang sedikit lebih sensitif dibanding para manusia di sekelilingku. Entah pun karena ini makanya beberapa orang menyebutku alergi debu. Padahal ya ku bukan tipe orang yang pembersih-pembersih amat. Yang amat pembersih itu mah, Emaknya Nua. Standar penampakan kamar amat berantakan versi Ibunya Nua adalah standar penampakan normal kamarku. Mari kita akhiri curcol ini😅.
Kembali lagi, dari 3 varian Vitalis Parfumed Moisturizing Body Wash, yang botolnya warna merah muda; White glow (Skin Brightening) yang mengandung Licorice dan susu untuk membantu mencerahkan kulit, di aku wanginya mengingatkan masa-masa kuliah dulu, semacam membangkitkan memori masa lalu.
Sementara yang hijau; Fresh Dazzle (Skin Refreshing) mengandung jeruk Yuzu dan teh hijau, sesuai dengan namanya, memang buat mood terasa segar begitu.
Nah, sedangkan yang ungu; Soft Beauty (Skin Norishing) mengandung Alpukat dan Vitamin E unutk membantu menutrisi dan melembabkan kulit, di aku jadi menenangkan gitu, berasa nyaman. Si ungu ini yang paling daku suka.
Ditempeli aroma parfumnya sejam setelah mandi
Bagi kamu yang tak suka kalau abis mandi ada wangi yang mengikuti kemana-mana, jangan sampai kamu mandi pakai Vitalis Parfumed Moisturizing Body Wash lah pokoknya, karena wanginya bakal nempel di kulit sampai kurang lebih 1 jam kalau kamu tak keringatan.
Kalau emakku paling gak tahan ditempeli aroma solid* di kulitnya. Untuk menghilangkan bau solid yg menpel di kulit tangan, setelah pakai sabun, beliau biasanya mencuci tangannya dengan jeruk Kasturi.
(*Solid a.k.a bungkil kelapa sawit yang sudah direbus dan digiling, biasa dijadikan pakan ternak. Kalau di Aek Loba biasanya dijadikan pakan tambahan untuk lembu. Aromanya ketika baru keluar dari pabriknya, beraroma macam jagung rebus, kalau udah lebih dari 2 hari di udara terbuka, jangan ditanya aromanya, sungguh sesuatu. Karenanya juga disebut tanah belendet /e dibaca seperti pada kata betul/. Jika solid di biarkan di udara terbuka, sepekan kemudian akan menghasilkan ulat-ulat yang kami sebut belendet di sini.)
Penampakan solid yang udah digonikan :D |
Nah, tadi setelah ikut jadi TKTI (Tenaga Kerja Tak bergajI) alias kerja bakti memuat solid ke dalam karung supaya tahan lama, ku iseng mencoba cuci tangan pakai sabun cair Vitalis yang ungu tanpa pakai jeruk Kasturi lagi setelahnya. Dan ternyata aroma solidnya gak tercium sama sekali, tergantikan oleh aroma parfumnya. Alhamdulilllah.
Oiya, kalau yg ungu, setelah mandi, entah kenapa di kulitku wanginya jadi ada semacam aroma-aroma baby begitu. Dan kalau tercium aromanya ku merasa bahagia 😁.
Ketagihan mandi sampai pada tingkat yang merasa bersalah kalau gak mandi
Nah, efek terakhir ini adalah yang paling berbahaya untuk para mantan praktisi mandi sehari sekali aja.
Setelah lebih dari sepekan terbiasa "rajin mandi", baru tadi ku merasakan kalau sampai gak mandi, bakalan gak enak perasaan.
Pasalnya, bakda Juhur tadi, ketika seperti biasa ku ikut melepas keberangkatan 6 ekor ternak emak untuk diangon, sebuah insiden kecil terjadi.
Ketika sedang asik berlari-lari kecil menggiring ternak berkaki empat itu, tetiba seonggok sisa batu padas mengolengkan duniaku. Dan ku pun terjerembab dengan kedua tangan dan lutut mendarat lebih dulu di bumi. 3 detik kemudian barulah terasa perih di ujung jempol kaki dan bagian tubuh lainnya yang lecet bersinggungan dengan tanah.
Batu bertuah |
Sasampainya di kamar mandi, luka-luka kucuci dengan sabun. (Karena terambilnya Vitalis yang ungu, jadi ya sekalianlah cuci tangan pakai sabun cair Vitalis, baru kemudian mencuci lika-lukanya). Pertolongan pertama setelah dikeringkan ya seperti biasa kalau terluka, minyak karo. Pedddih.
Nah, pas pedih itu, terbersit di kepala "Iss...payah lah nanti mandinya. Masak ku gak mandi nanti? Gak enak laaa😐"
Lalu ku mencoba berpikir waras, "Eh, kok bisa mikir gitu yak? Dulu-dulu gak mandi sore ya gak apa-apa, ini kok..?😅 Apakah kubenar-benar sudah teracuni oleh Vitalis Parfumed Moisturizing Body Wash ini?”
Jadi, saudara-saudari seperdunia permandian yang budiman, jangan coba-coba mandi dengan Vitalis Parfumed Moisturizing Body Wash kalau tak mau jadi korban sepertiku.
Pertanyaannya, bagaimana kira-kira efeknya Vitalis Parfumed Moisturizing Body Wash pada kelompok manusia yg tak sayang sama keringatnya ya?
Epilog :
Me : "Mak, mandi pakai apa?"
Emak: (baru keluar kamar mandi, senyum-senyum) "Mandi pakek
sabun Tiwi yang wangi itu la"
Salam Mandi Parfum
Salam wangi😁
Salam wangi😁
Kalau kulit alergi bisa pake ini gak? Bosan mandi pake sabun yang gak ada wangi nya. Gak ada beda nya antara udah mandi sama belum. Makanya malas mandi
ReplyDeleteSo far di botolnya gak ada tanda "dermatology tested" nya sih Yo...
DeleteBut dikulit awak yg agak2 sensitif sama sabun n air, yg kadang abis mandi bisa merah2 gitu,aman2 aja sih pakai Vitalis ini. Apakah diku mau coba jadi kelinci?��
wahahah, memang yah Vitalis Body wash gak hanya buat nyuci badan tapi juga mindset kalau mandi wangi-wangi itu menyenangkan. Apalagi kalau udah capek seharian kerja ngangkat sawit omaygot, sapi-sapi itu menggemaskan.
ReplyDeleteterus belendet, aku penasaran banget kayak apa bentuknya qaqa
Menggemaskan bah...wkkk...
DeleteBlendet itu brati ulatnya Kina. Nanti lah ya kita buat post khususnya wkkk
Momen mandi rasanya gak pingin dilewati, apalagi kalo pake sabun yang disenangi.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteHu'um, semacam berasa rugi gitu jadinya kalau dilewatkan. Padahal sebelumnya santai2 aja ��
Deleteaku seperti menemukan alasan untuk membutuhkan sabun dengan efek studi kasus yang begini deskriftif. trims kak.
ReplyDelete