Efek Digitalisasi BRI pada Masyarakat Aek Loba
Entah sejak kapan tepatnya aku memulai kehidupan digital perbankanku. Yang jelas di 2019, gaya hidup dengan digital perbankan sudah sangat melekat padaku. Apa-apa tinggal transfer. Isi pulsa sudah tak pernah lagi lewat kaunter pulsa. Bayar listrik, PDAM, belanja online, beli tiket KA, hingga bayar utang dan tagihan piutang patungan di Ngapain Kita* pun diselesaikan via m-banking saja. Singkatnya, m-banking sudah jadi kebutuhan primerku selama merantau di kota Medan.
(*Ngapain Kita adalah sebuah grup WA yang berisi 4 demisioner pengurus FLP Medan; Ririn, Kyo, Iyik dan Tiwi, yang kala itu kerap nongkrong, diskusi, jalan-jalan, curhat, experimen dan sejumlah aktivitas kehidupan tak penting lainnya, yang terjebak dalam satu frekuensi dengan keseringan 50:50, hingga kini)
Menjelang akhir 2019, keputusan untuk naik gunung alias balik kampung cukup buat ketar-ketir. Berdamai untuk mengucapkan selamat tinggal pada tatap muka dan peluk erat para sahabat, serta pada segala kemudahan akses kehidupan yang sudah biasa dikecap, demi sebuah pilihan bernama 'bakti pada ibu bapak'. (Seeehh)
Pulang kampunglah ke Aek Loba, sebuah desa di kecamatan Aek Kuasan, kabupaten Asahan, Sumatera Utara, yang tentu saja belum tersentuh fasilitas ojek online.
Salah satu dari beberapa hal pertama yang kulakukan setelah balik kampung adalah mengurusi perihal pensiunan si Bapak. Sebuah diantaranya adalah perihal perbankan.
Aku ingat waktu itu ikut menemani beliau ke KCP BRI Aek Loba untuk mengambil kartu ATM yang baru diterbitkan. Saat itu tujuan utamaku adalah untuk memastikan rekening pensiunan si Bapak terdaftar m-bankingnya. Wkkk.
Berhubung di masa itu memang akan ada banyak transaksi transfer sana-sini. Selain itu pertimbangan bahwa lokasi mesin ATM BRI hanya ada di Aek Loba Pekan saja. Jaraknya sekitar 2-3 km dari rumah. Dan yang jelas tidak akan ada angkot yang lewat dari sekitaran apalagi dari depan rumah. Ini Aek Loba, Bung. Bukan Medan.
Akses kendaraan tentu ya hanya sepeda motor. Dan aku adalah pengendara sepeda motor yang hanya berkualifikasi duduk di boncengan saja. (Baca: tak bisa bawa motor). Jadi untuk ke mana-mana sangat tidak bisa mandiri seperti ketika di Medan. Butuh sopir pribadi.
Sayangnya aku tipe yang paling anti menyuruh-nyuruh apalagi disuruh-suruh. Kalau tak urgen, tak akan minta tolong. Lain cerita kalau diajak. Intinya m-banking wajib ada untukku yang memulai mode hidup "langka mobilisasi" ini.
"Kak, tolong sekalian aktifkan mobile banking-nya, ya." Kataku ketika sang CS menyerahkan kartu ATM ke Bapak.
"Sudah aktif otomatis, kok. Akan ada notifikasi ketika ada uang masuk dan penarikan." Kata sang CS.
"Gak perlu daftar akun dan aktivasi untuk aplikasinya lagi berarti, ya?" Sambungku agak bingung. Sebelumnya di rumah, aku sudah duluan unduh aplikasinya biar tinggal gampang ketika di BRI.
"Tanpa aplikasi." Jawabnya.
"Loh, jadi kalau mau transfer dan cek saldo gimana caranya, Kak?" Tanyaku heran.
Dan kesimpulan yang kudapatkan dari penjelasan sang CS, ternyata m-banking yang dimaksud hanya bisa seputar mendapatkan pemberitahan ke ponsel tentang transaksi penarikan dan saldo yang masuk ke rekening saja. Sedangkan untuk fasilitas cek saldo dan transfer, aku diarahkan untuk menggunakan BRI Internet Banking oleh sang CS karena dianggap lebih praktis dan gampang digunakan.
Fasilitas BRI Internet Banking bisa diakses melalui laman website ib.bri.co.id/ib-bri. Nah ini yang butuh daftar dan verifikasi. Untuk menggunakan layanan ini ternyata kita tak perlu beli perangkat token tambahan seperti layanan di bank lain saat itu, karena BRI menyediakan mToken yang didapatkan melalui sms ke nomor ponsel yang terdaftar ketika verifikasi akun nomor
Aku sempat menggunakan layanan ini kurang lebih 2 bulan. Dan selama penggunaan kumendapati beberapa kekurangan pada fasilitas Internet Banking ini. Mungkin demi alasan keamanan, tiap kali transaksi kita wajib log in; memasukkan ID pengguna dan kata sandi. Setelah selesai satu transaksi, jika mau cek saldo atau melakukan transaksi lainnya, wajib mengulang log in kembali. Begitu seterusnya.
Bahkan tak jarang websitenya seperti eror. Begitu tombol log in dipencet setelah memasukkan ID pengguna dan kata sandi, yang muncul adalah halaman semula. Dengan kata lain upaya log in sebelumnya tidak berhasil. Diulangi tetap saja begitu. Sangat melelahkan, dan lama-lama menyebalkan. Transaksi pun tak jadi dilakukan.
Dan naas, pada transaksi yang ke sekian, dengan masalah log in serupa aku sempat salah tiga kali memasukkan kata sandi (saking palaknya), dan terblokirlah sudah.
Untuk memperbaikinya harus ke BRI nya langsung. Tak bisa via telpon.
Dan bisa ditebak lah ya. Jenis manusia sepertiku yang enggan mengantre lama-lama dan lagi anti pergi jauh-jauh ke BRI sana, akhirnya kurelakan fasilitaas Internet banking itu terblokir begitu saja.
Jadinya mau tak mau segala transaksi harus dilakukan manual via mesin ATM. Terpaksa harus keluar rumah juga.
Baru di awal 2023 ini aku tanpa sengaja melihat iklan BRImo dan segala kemudahan yang ditawarkannya. Haha. Aku kemana saja selama ini. Terlambat tahu.
Kini dengan BRImo, memang segala transaksi jauh lebih gampang. Tak perlu capek-capek lagi mengunjungi mesin ATM. Cara pengoperasian aplikasinya juga terbilang gampang dan sangat ramah pengguna. Selain itu di BRImo kini banyak sekali promo bertaburan.
Dari sekian layanan digitalisasi BRI untuk masyarakat, BRImo ini lah yang paling kufavoritkan. Sangat sesuai dengan kebutuhanku yang malas ribet, suka yang hemat, serta enggan mobilisasi ke mana-mana.
FYI, aplikasi BRImo ini sudah dipakai oleh 27.8 juta pengguna.
Selain super app BRImo, layanan digitalisasi BRI untuk Indonesia lainnya adalah AgenBRILink yang merupakan contoh sistem hybrid bank (kombinasi layanan digital dan manual) yang diterapkan oleh BRI.
Layanan ini cukup memudahkan aktivitas kehidpan masyarakat melaliu fitur-fiturnya, seperti untuk bayar tagihan listrik, PDAM, BPJS, cicilan, isi pulsa, Top up BRIZZI, buka rekning tabungan BSA, pinjaman, dll.
Saat ini BRI telah memiliki 666 ribu AgenBRILink yang tersebar di 59 ribu desa di Indonesia.
Di Aek Loba (Kebun Sayur) sendiri, ada 2 AgenBRILink. Lokasi keduanya lebih dekat dari rumah dibandingkan lokasi mesin ATM. Masyarakat di sini sebagian besar memanfaatkan AgenBRILink untuk tarik tunai gaji, transfer, bayar listrik dan bayar cicilan.
Dan agaknya para pemilik usaha UMKM lah yang paling sering mengunakan AgenBRILink ini untuk aktivitas transfer. Seperti para pemilik Pangkalan gas yang sepekan ada yang sekali ada yang 2 kali masuk. Ada juga beberapa pengusaha pisang sale, pengusaha keripik pisang dan keripik singkong, pengusaha gipang dan para pedagang online yang kini mulai menjamur.
Tak dapat dipungkiri memang peran BRI di Aek Loba ini. Terutama dalam hal pertumbuhan UMKM. Baik dalam keikutsertaan perihal pendanaan UMKM, maupun dalam membangun tren literasi pada digitalisasi perbankan bagi kehidupan masyarakat Aek Loba.
Beberapa tahun sebelumnya dominasi masyarakat Aek Loba kalau bayar listrik pasti langsung ke kantor perwakilan PLN, kini sudah jarang sekali ada yang bayar tagihan listrik ke situ. Rata-rata perginya ke AgenBRILink.
Dan contoh nyatanya lagi adalah si Iqbal, adikku. Tahun lalu kupernah kehabisan saldo di rekening. Adanya uang tunai. Saat itu sudah malam dan sedang butuh untuk transfer ke rekening kawan. Maksud hati tak mau merepotkan si adik buat antar si kakak ini nabung ke bank via setoran tunai. Jadi mau pinjam jasa m-banking-nya si adik lalu dibayar tunai. Karena setahuku dia termasuk yang agak sering belanja online. Eh rupanya dia tak pakai m-banking.
Nah, bulan lalu, aku kehabisan saldo e-wallet. Saldo di rekening tinggal beberapa ribu dan adanya uang tunai. Jadilah pagi-pagi kirim pesan WA ke Iqbal, minta tolong nanti ketika luang top up saldo e-wallet via alfamart. Tak berapa lama dia kirim bukti transaksi top up via BRImo. Oh, sudah teredukasi agaknya dia.
Jadi tak berlebihan agaknya jika dikatakan digitalisasi BRI membawa dampak yang sangat signifikan bagi masyarakat Aek Loba. Baik dari aspek edukasi literasi digital perbankan maupun pertumbuhan ekonomi, terutama sektor UMKM.
0 comments:
Thank you for visiting. Feel free to leave your response. 🙏😁😄