Hikayat Aek Kuasan: Negeri 99 Musim (Bagian 1)

10:15 pm Pertiwi Soraya 2 Comments

Awalnya mau buat judul Aek Loba: Negeri 99 Musim, tapi yang tiap hari lalu-lalang di Aek Loba bukan cuma warga Aek Loba saja. Selain itu desa-desa di sekitarnya juga mengalami musim yang sama. Maka diluaskanlah sampai tingkat kecamatan, Aek Kuasan.
Infografis menunjukkan komponen negeri 99 Musim di Aek Kuasan


Sekilas Tentang Aek Kuasan


Aek Kuasan adalah salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Asahan,  Sumatera Utara. Berbatasan langsung dengan kabupaten Labura. Menurut Wikipedia, kecamatan Aek Kuasan terdiri dari 1 kelurahan dan 6 Desa,  yaitu: 

1. Desa Aek Loba
2. Desa Aek Loba Afdeling 1
3. Desa Alang Bonbon
4. Desa Lobu Jiur
5. Desa Rawa Sari
6. Desa Sengon Sari
7. Kelurahan Aek Loba Pekan

Kenapa ada yang namanya desa dan ada yang namanya kelurahan? Mohon maaf aku enggak tahu, karena aku juga baru tahu (gara-gara nulis artikel ini) kalau nama yang terdaftar ternyata "Kelurahan Aek Loba Pekan" bukan "Desa Aek Loba Pekan" 😅. Selama ini aku tahunya kelurahan dan desa itu sama saja. 

Terdiri dari 50 dusun, Aek Kuasan punya beragam suku, agama dan adat-istiadat, dengan mayoritas penduduknya adalah suku Jawa (sekitar 72℅), diikuti Batak (23%)  terdiri dari Angkola dan Mandailing (Batak Toba, Simalungun, Karo dan Pakpak), Melayu (0.75%), Minangkabau (0.5℅), Banjar (0.4℅), dan sisanya Aceh, Tionghoa, Nias dan Sunda. Begitu kata Wikipedia yang mengambil data Badan Pusat Statistik Asahan tahun 2010.

Begitu juga dengan penganut agama yang mayoritas Islam sekitar 95%, lalu diikuti Protestan 4.5%, Budha 0.54%, Katolik 0.1%, dan Hindu 0.03℅. (Data sensus penduduk 2010). Ooh, jadi tahu, kukira di Aek Kuasan tak ada Hindu. Kalau di Aek Loba, tetangga ada yang keturunan darah Pakistan, tapi ya memang muslim sih. 

Wilayah Aek Kuasan luasnya sekitar 143 kilometer persegi. Kalau dibandingkan dengan Kota Medan, Aek Kuasan besarnya sekitar setengahnya (lebih dikit aja) Kota Medan. Nah, sedangkan Desa Aek Loba secara geografis letaknya pas di tengah-tengah. Makanya banyak penduduk dari desa tetangga lalu lalang tiap hari. Maka dari itu, musim yang terjadi di Aek Loba cukup mewakili wilayah Aek Kuasan. 


Tentang 99 Musim di Aek Kuasan


Sudah pernah ke Aek Loba? Bukan hanya musim kemarau dan musim penghujan saja yang ada di sini, karena di sini musim tak hanya soal faktor cuaca, tapi juga faktor manusia dengan segala budaya dan roda kehidupannya.

Di sini musim banyak jenisnya. Ada musim yang datangnya bisa diprediksi,  namun banyak pula yang diluar ekspektasi. Ada musim yang setahun hanya sekali, ada yang beberapa kali. Ada juga musim yang sekali hanya terjadi dalam beberapa tahun. Ada lagi jenis musim yang makin lama makin langka; dulu sering ada, sekarang jarang melanda. Ada musim yang berevolusi menjadi musim baru, ada juga musim yang memang benar-benar tercipta. Bahkan ada lho beberapa musim yang telah punah dari peredaran. 


Beneran ada 99 Musim di Aek Loba? 

Well, I haven't finished listing all of them yet. Aku belum selesai buat daftarnya sih. Awalnya mau buat 100 tapi kesannya membatasi. Angka 99 kupilih karena lebih dapat rasa 'banyaknya'. Kalau pakai kata 'seribu' atau 'sejuta' terlalu lebai rasa banyaknya kurasa. Wkkk

Nah, berhubung aku masih dalam tahap membuat daftar musim (yang belum habis juga daftarnya) dan belum sempat mengklasifikasikannya, jadi di tulisan bagian pertama ini, aku mencoba mengelompokkan beberapa musim yang terjadi di 5 bulan terakhir di Aek Loba ini. Sebagian nama musimnya sudah ada di beberapa artikel sebelumnya😁. Jadi, musim apa saja itu?

99 Musim di Aek Loba : bagian 1


Musim no. 1 : Musim Sakit

Musim sakit termasuk dalam kategori musim yang bisa diprediksi dan juga tak bisa diprediksi. Tergantung jenis penyakitnya. Kalau berhubungan dengan cuaca, maka ya bisa diprediksi, namun kadang ada yang berupa wabah, datang tiba-tiba. Dalam setahun, musim sakit di sini bisa terjadi beberapa kali.

Seperti di tahun 2024 ini, paling tidak 3 kali musim ini berkunjung. Tak terlalu ingat waktunya, tapi aku ingat jenis penyakitnya. Yang pertama musim sakit disentri. Tiba-tiba saja mewabah, tak jelas asal-muasalnya. Lalu menyusul musim sakit yang mirip gejala tipes, tifus dan DBD. Aslinya sakit apa aku juga kurang tahu.

Dan yang terakhir adalah musim sakit dengan gejala demam, flu dan batuk yang berlangsung sejak pertengahan Oktober hingga awal Desember 2024. Kalau yang ini ada hubungannya dengan cuaca di musim penghujan. Cerita lengkapnya bisa dibaca di artikel 11 Tips Menjaga Kesehatan Saat Musim Hujan Biar Gak Tumbang.  

Musim no. 2 : Musim Sakit Lembu

Sebelum terjun ke dunia perlembuan, aku tahunya berita penyakit antraks ya dari TV, itu pun jarang-jarang. Sejak kurang lebih 4 tahun turut menyelami dunia perlembuan, setidaknya sudah 2 kali mengalami musim sakit lembu ini. 

Di sini ada musim sakit lembu karena di Aek Kuasan ada banyak lembu. Warga Aek Loba dan sekitarnya bisa dikatakan cukup banyak yang punya lembu, baik itu dipelihara sendiri, atau dititipkan ke orang lain. Jadi kalau kamu ketemu orang yang punya lembu banyak di kandangnya, atau ramai lembu yang dia angon, belum tentu yang bersangkutan itu toke lembu ya. Ada lho yang lembunya sekandang dia yang ngurusi tapi tak satu pun miliknya. 

Ketika musim ini melanda, pemilik dan pemelihara lembu dilanda khawatir, sedih, hingga stres, namun disaat bersamaan juga berarti warga Aek Loba dan sekitarnya jadi lebih sering punya menu 'lembu' di meja makan. Beda dengan orang kota yang biasanya lebih menghindari beli daging sapi ketika ada berita musim sapi sakit. 

Di sini sistemnya dari pada bangun-bangun tinggal menguburkan, atau merasa terinjak-injak oleh harga agen daging, mau tak mau ya disembelih lah si lembu yang sakit tadi (yang kira-kira kondisinya telah diincar malaikat maut). Lalu daging dan tulangnya diedarkan ke sesama pemelihara lembu juga tetangga. Bak daging kurban, bedanya bayarnya bulan depan pas gajian. Harga tentu tak semahal harga pasaran. 

Musim no. 3 : Musim Sakit Ayam

Musim ini hampir tiap tahun mengunjungi Aek Loba. Tahun ini  durasinya cukup lama. Sudah sejak Oktober aku mendengar berita dari mulut ke mulut perihal sakit ayam ini. Entah dari daerah mana mulainya. Tapi di Aek Loba, tepatnya di  lokasi rumahku, ayam-ayam mulai bermatian sejak awal Desember. Di gang depan malah sudah sejak Oktober. 

Di musim sebelum-sebelumnya, 1 atau 2 hari sebelumnya biasanya kelihatan tanda-tandanya. Ada yang terkantuk-kantuk, ada yang kena sindrom seperti kelolotan, ada juga yang tak selera makan. Baru di musim sakit ayam kali ini lah yang gejalanya tak terdeteksi, tiba-tiba udah jegang saja. Padahal pas pagi keluar kandang masih riang gembira. Hanya 3 ekor yang sempat dipotong karena terlihat mencurigakan. Pertengahan Desember ini, lebih banyak acara menggali kubur dari pada menyembelih. Beberapa tak ketahuan bangkainya di mana. Baru di musim sakit ayam yang ini juga lah ayam kami ludes sekandang. Dan pada 20 Desember, blas tak tersisa satu pun. Wassalam. 🥲

Kandang ayam tetangga depan, kiri dan belakang sudah duluan rupanya, tak lagi berpenghuni. Ayam dan entok habis semua. Tinggal ayam tetangga sebelah kanan yang hingga tadi pagi masih terdengar bunyi kokoknya. 

Dan siang tadi tempat-tempat populer pemandian ayam di pekarangan rumahku yang biasa ramai, kosong pengunjung. 😌Sisi baiknya, kini bisa kembali menyemai bibit-bibitan tanpa khawatir dicekeri ayam. Haeee

Musim no. 4: Musim Bunga

Musim bunga di sini tidak sama dengan musim semi ya. Jangan salah. Indonesia tak punya musim semi, Bro. Kita bukan negara 4 musim, tapi sejuta🤣. Musim bunga di sini adalah musim ketika orang-orang pada suka dengan tanaman hias, baik itu tanaman yang berbunga maupun tidak. Ada tim yang suka menanam, ada tim yang  suka membeli tanaman (suka tanamannya tapi tak telaten menanamnya), ada tim kolektor tanaman (perpaduan keduanya), ada juga tim yang ikut-ikutan tren. 

Musim ini ditandai dengan lalu-lalangnya mobil pick up yang menjual bunga. Sehari entah berapa kali terdengar suara TOA "Bunnnnnga, Bunga. Pot Buuunga".

Musim bunga dalam setahun minimal sekali, bisa juga beberapa kali. Kadang durasinya sebentar, kadang bertahan cukup lama. Seperti dulu ketika harga aglonema dan monstera sangat fantastis, musim ini melanda seantero jagat raya kayaknya ya. Sedangkan sebelum tren waktu itu, di Aek Loba biasanya musim ini berkunjung saat ramadan hingga akhir lebaran. 

Musim no. 5: Musim Maling Bunga

Musim maling bunga termasuk kategori musim yang bisa diprediksi, karena musim bunga biasanya selalu diikuti dengan musim maling bunga. Namanya juga manusia, pintar cari peluang, apalagi banyak pancingan. Terakhir kali laporan bunga hilang yang kudengar adalah awal Desember ini, dari tetangga sebelah kiri yang koleksi tanamannya melimpah. Beberapa hari sebelumnya tetangga Cina gang depan yang melapor. Heran juga kok bisa hilang. Eh, maksudnya heran juga kok berani banget malam-malam malingnya nyolong tanaman beliau. Padahal ada anjingnya lho

Musim no. 6 : Musim Matoa

Di akhir Oktober, hampir sepekan tiap hari diantari matoa oleh tetangga depan, belakang, kanan, hingga tetangga beda gang. Panen matoa ceritanya. Padahal serumah kami gak ada yang suka matoa.  Tapi ya namanya dikasi, gak mungkin ditolak ya kan. Akhirnya matoanya dioper ke anak-anak yang sering main bola sore-sore di sebelah rumah, sebagian ditawarkan ke tetangga gang belakang yang ternyata suka matoa, ada juga yang ditawarkan ke kawan-kawannya si Iqbal yang waktu itu tiap hari pasti bertandang. 

Di lidahku, matoa adalah buah yang memiliki tekstur perpaduan dari kelengkeng dan rambutan, tapi memiliki rasa durian. Dan baru di musim matoa kemarin aku tahu kalau matoa ada 2 jenis. Yang satu rasa durian, yang satu lagi rasanya bukan rasa durian. 

Musim matoa di Aek Loba baru ada 5 tahun belakangan. Sebelumnya pohon matoa bisa dibilang tak ada di Aek Loba. Dan yang pertama kali punya pohonnya adalah 2 tetangga Cina depan, hingga kukira matoa adalah buah kesukaan orang Cina sini. Kini cukup banyak yang punya pohon matoa di Aek Loba. 

Musim no. 7 : Musim Rambutan

Seranting buah rambutan berwarna orange kemerahan

Hingga artikel ini ditulis, musim rambutan sedang berlangsung di sini. Tiap hari ada aja lah pokoknya stok rambutan di rumah. Yang dikasi tetangga kanan lah, tetangga Cina gang depan lah, atau ya rambutan pohon sendiri yang tahun ini dikira gak bakal berbuah karena baru di babat habis tepat setelah musim sebelumnya, gara-gara banyak benalunya. Eh, rupanya ada juga buahnya.

Seingatku musim rambutan ada 2 kali tiap tahun. Sebelum menulis artikel ini tak pernah rasanya mengingat di bulan berapa musim rambutan tiba. Antara tak penting dan tak kepikiran. Paling menandai beberapa bulan lagi masuk musim rambutan ketika terlihat pucuk-pucuk pohon rambutan rupanya tidak bertunas tapi berbunga.

Kini kalau diingat-ingat, rambutan kami masuk musim panen memang sekitar bulan Desember, sedang musim yang satu lagi saat musim kemarau, mungkin sekitar bulan Juni. (Kuingat musim rambutan beberapa tahun lalu bertepatan dengan Idul Fitri).

Dibandingkan rambutan warga lain di Aek Loba ini, pohon rambutan kami memang biasanya lebih lama masuk masa panennya. Kala pohon rambutan orang panen, punya kami masih kecil-kecil. Tiba pokok rambutan orang sudah pada gundul, rambutan kami baru mulai bisa dipanen.
 
Semoga di musim selanjutnya, jumlah populasi buah rambutan kami sudah kembali normal penyebarannya, supaya bisa bagi-bagi hasil panen dengan tetangga lagi. 


Nah, sampai di musim no. 7 dulu ya untuk artikel bagian pertama ini. Insya Allah menyusul Hikayat Aek Kuasan: Negeri 99 Musim (bagian kedua). Kalau di tempatmu, lagi musim apa? 


(Bersambung) 

You Might Also Like

2 comments:

  1. 3 musim pertama agak lucu baca nya. Tp dibilang lucu pun real pula ya kan. Jadi teringat komenan tiwi di salah satu tulisan kakak
    Tp agak bhagia la tinggal d sana, life is never flat ya kn 😁

    ReplyDelete
  2. Wah asyiknya tinggal di Aek Kuasan, ada 99 Musim. Eropa cuma 4 musim. Baca blog ini, kk jadi teringat dengan guru kk di SD, Bapak itu kalau masuk ngajar kami selalu di suruh buat karangan Musim Hujan, kalau sedang sering Hujan. Memasuki banyaknya buah rambutan kami di suruh Musim Rambutan. 😊

    ReplyDelete

Thank you for visiting. Feel free to leave your response. 🙏😁😄