Showing posts with label My Thoughts. Show all posts

Perbedaan MC, Moderator, Protokol, dan Pembawa Acara

Apakah pembawa acara, moderator, protokol dan MC itu sama?
Stick figure sedang mengangkat tangan kiri, dengan standing mic, disertai judul artikel blog pertiwisoraya.com

Artikel sebelumnya tentang Perbedaan Host, Presenter dan MC ditulis berdasarkan cuplikan wawancara Sonny Tulung di Net TV. Nah, kali ini aku mengulik berdasarkan KBBI, kompas.com, pakarkomunikasi.com, dan rctiplus.com tentang apa sih perbedaan MC, Moderator, Protokol dan Pembawa Acara. 

Perbedaan Agar-agar, Jelly, Gelatin, Pektin, Cincau, Dan Puding

Sejak sebelum masuk SD, ketika jajan, aku sudah bisa membedakan mana agar-agar, mana jelly dan mana cincau. Walau pun waktu itu aku tak tahu kalau itu namanya cincau, karena di habitatku cincau hitam disebut lengkong. Sementara kosakata gelatin dan pektin baru kukenal di masa SMP atau SMA. Tapi ya begitulah, informasi yg terekam di otakku hilang-hilang timbul.

Sedangkan puding adalah kosakata yang cukup membingungkan buatku sampai hari ini ketika akhirnya ku putuskan untuk menuliskannya. Dengan harapan no more complicated feeling when coming across the word 'pudding'. Tak galau lagi dengan kata puding. Ada apa dengan puding? Nanti kita kupas ya.

Agar-agar, jelly, gelatin, pektin, cincau, dan puding diklaim sebagai bahan pangan kaya serat. Memberikan sensasi adem di mulut juga perut. Benarkah begitu?

Nah, marilah kita bahas satu persatu perbedaannya.

1. Agar-agar


Agar-agar hijau transparan di piring
Sumber: allo fresh

Dari segi tekstur, agar-agar cenderung renyah dan berair. Apalagi kalau agar-agarnya dimasak melebihi takaran air yang seharusnya. Hah, aku banget ini. Seperti makan air jadinya.

Agar-agar terbuat dari ekstrak alga merah atau rumput laut. Biasa dijual dalam bentuk bubuk. Ada juga yang bentuknya lembaran, Tapi aku baru tahu kalau ada juga ternyata dijual dalam bentuk batang.  Belum pernah lihat wujudnya bagaimana.

2. Jelly

Dari segi tekstur jelly cenderung kenyal dan padat dibanding agar-agar. Lalu ketika digoyang-goyangkan, jelly lentur memantul.

FYI, sebelum menulis artikel ini, sesungguhnya aku sempat riset ke beberapa sumber yang membahas hal serupa, juga sempat berkonsultasi ke Chat GPT. Tapi ternyata AI juga bisa keliru ya. Sempat membuatku mengerutkan alis juga tadi.

Jelly pelangi cantik dalam gelas
Sumber: asiapramulia.

Menurut Chat GPT, jelly terbuat dari gelatin, air gula dan perasa. Sedangkan menurut beberapa situs dan blog, jelly terbuat dari olahan umbi tanaman konjac atau konyaku. Tanaman konjac ini pun memiliki banyak nama; iles-iles, suweg, dan porang. Dan di beberapa sumber bahkan dipaparkan bahwa kesemua nama tanaman tersebut ternyata berbeda spesies, alias semuanya bukan tanaman yg sama. 😅

Tapi intinya adalah jelly bukan terbuat dari gelatin. Karena gelatin berasal dari hewan. Kalau  dikatakan Chat GPT keliru karena gak pernah makan agar-agar dan jelly, ya enggak juga ya kan. Soalnya dia malah tak keliru ketika menjabarkan teksturnya. Tapi dia justru tak bisa membedakan sumber hewani dan nabatinya. Cukup aneh untuk mesin AI kurasa.

Nah, untuk menuntaskan apakah memang pasti jelly itu produk nabati, maka ku putuskan untuk merujuk KBBI. Dan ku menemukan fakta yang membagongkan bahwa kata jelly, jelli, jely atau pun jeli yang bermakna makanan tidak ditemukan di KBBI. Yang ada kata jeli yang bermakna elok, bercahaya (untuk mata), serta awas dan tajam (untuk penglihatan). Sepertinya dalam bahasa Indonesia jelly yang kita maksud belum ada padanan katanya. Hanya bermakna agar-agar saja. Baiklah.

3. Gelatin

Seperti yang telah disinggung di atas, gelatin adalah produk kolagen yang berasal dari hewan (dari tulang, tulang rawan, kulit dan tendon). Jika agar-agar disebut sebagai gelatin nabati, maka gelatin merupakan agar-agar non-vegetarian.

Gelatin umumnya terbuat dari kolagen babi. Jika bersumber dari selain babi, biasanya akan diberi tanda "K" jika sudah bersertifikasi halal. Wah, harus jeli saat membeli ya.

Bubuk gelatin dalam mangkuk dan sendok, dan gelatin lembaran
Sumber: Kompas.com

Gelatin yang dijual dipasaran biasanya bentuknya lebih berbutir dibanding agar-agar. Ada juga yang berbentuk lembaran bening, tak berbau serta tembus pandang.

Jika agar-agar harus dimasak hingga mendidih, gelatin cukup direndam dengan air hangat saja. Karena gelatin dapat kehilangan kekuatannya saat terkena suhu lebih dari 100 derajat celsius.

Dari segi tekstur, makanan yang mengandung gelatin bertekstur kenyal, mirip jelly. Contoh produk makanan yang umumnya menggunakan gelatin adalah marshmallow, marmalade, gummy bear, trifles, dan makanan penutup beku.

Berarti kalau ada yang jualan makanan berbentuk olahan agar-agar atau jelly, tapi kalau dicampur air hangat dia meleleh, bisa disangsikan bahannya bukan agar-agar tapi gelatin, gitu ya?

4. Pektin

Pektin adalah karbohidrat kompleks atau serat larut pada buah dan sayuran yang dapat berubah menjadi gel apabila dipanaskan dalam cairan. Banyak terkandung pada buah-buahan seperti jeruk dan apel terutama.

Pektin tinggi serat dan menghasilkan makanan bertekstur lembut seperti selai. Sedangkan gelatin tinggi protein dan asam amino dengan hasil produk yang kenyal seperti jelly.

Sama halnya dengan gelatin, pektin juga berfungsi sebagai bahan pengental dan pembentuk gel. Jika gelatin mengeras setelah dipanaskan, pektin membentuk gel ketika terkena gula dan asam dengan kadar tertentu walau tanpa panas. Namun proses merebus bisa mempercepatnya.

Selai jeruk dalam mangkuk
Sumber: id.ingredientfood.com

Sebagai pengental, pektin biasanya digunakan dalam produk yoghurt, selai, fruit jelly, dan permen.

Selama ini aku tahunya pengental makanan itu kalau gak tepung-tepungan ya tomat. Rupanya   pektin juga bisa.

5. Cincau

Seperti namanya, cincau berasal dari tumbuhan cincau. Tanaman cincau ada banyak jenisnya. Sedangkan produk yang sering kita kenal adalah cincau hijau dan cincau hitam atau grass jelly bahasa Inggrisnya. Kalau rakyat Aek Loba lebih familiar dengan cincau hitam ini dalam sebutan lengkong.

Tekstur cincau hitam mirip jelly, tapi tak terlalu kenyal dan agak keras. Seperti percampuran jelly dan agar-agar dengan lebih banyak porsi jelly-nya. Sedangkan cincau hijau teksturnya lebih berair tapi tetap lentur. Lebih mirip agar-agar yang dicampur jelly dengan lebih banyak porsi jelly-nya dan agak banyak airnya.

Rasa cincau hijau juga lebih terasa rasa daunnya. Jadi kalau ada yang bilang matcha itu rasa daun, mungkin dia belum pernah buat cincau hijau sendiri. Karena sesungguhnya makanan yang rasanya rasa daun itu banyak, apalagi ketika buat sendiri😅.

6. Puding

Puding cantik dalam gelas dengan topping potongan agar-agar dan jelly
Sumber: Allo Fresh

Sampai juga di pembahasan utama. Berdasarkan sekilas risetku dari beberapa artikel, secara tekstur puding lebih lembut dibanding agar-agar dan jelly. Dikarenakan puding terbuat dari campuran agar-agar, jelly, dan berbagai bahan tambahan seperti telur, susu dan tepung pati.

Kata puding yang tersimpan di memoriku memiliki banyak rupa. Di Aek Loba dan sekitarnya, serta lingkungan keluarga dan familiku di wilayah Batubara pesisir, kata puding banyak sekali wujudnya. Tak hanya yang berhubungan dengan olahan bahan agar-agar saja.

Agar-agar dimasak dengan susu atau santan dan gula, disebut puding. Telur ayam kampung separuh masak disebut puding. Bandrek susu telur disebut puding. Sup ayam kampung yang dimasak untuk orang sakit atau yang merasa butuh asupan gizi disebut puding. Bubur kacang hijau untuk anak-anak sebagai tambahan nutrisi disebut puding. Bubur sum-sum yang dimasak untuk orang rewang sehari setelah pesta juga disebut puding. Es kelapa muda gula merah dan roti paha ayam untuk tukang cat dadakan sehari pun disebut puding. Bahkan cendol gula merah untuk induk lembu baru melahirkan juga disebut puding.

Pernah dengar Chinese Egg Pudding? Terbuat dari campuran telur, susu dan gula, lalu dikukus, kadang dioven. Ini juga puding. Jadi ketika aku bertemu kata puding, ini yang dimaksud puding yang mana? 😅

Atau jangan-jangan memang ada beberapa makna puding? Maka lagi-lagi ku coba merujuk ke KBBI. Apa pun ceritanya, karena kita orang Indonesia, ya KBBI sajalah yang kita jadikan standar makna kata ya kan. Baru sadar memang belum pernah mencari makna puding di KBBI. Hasilnya, ada 2 makna dari kata puding.

puding1/pu·ding/ n tumbuhan semak, biasanya sering dijadikan tanaman pagar, warna daunnya merah (ada bermacam-macam, seperti -- emas, -- hutan, -- merah, -- perada); Graptophyllum pictum


puding2/pu·ding/ n penganan yang dibuat dari tepung (terigu, maizena, dan sebagainya)


Nah, kalau dari pengertian puding yang kedua, berarti semua panganan yang terbuat dari tepung adalah puding ya kan? Maka jika berpedoman pada KBBI, cilok termasuk puding😁.

Kalau dari Wikipedia, puding (bahasa Inggris: pudding) adalah sebuah hidangan penutup yang umumnya dibuat dari bahan-bahan yang direbus, dikukus, atau dipanggang. Istilah puding juga dapat dipakai untuk berbagai jenis pastel yang berisi campuran lemak hewan, daging, atau buah-buahan yang dipanggang, direbus, atau dikukus.

Nah, orang Indonesia rata-rata pastel lazimnya digoreng😅. Kalau pastel dikukus namanya bisa jadi siomay atau dimsum.  Maka jika berkiblat pada wikipedia, dimsum juga puding.

Apakah ini yang namanya POV: Ketika ku memutuskan untuk mempercayaimu tapi ku tak menemukan yang kucari? 🤣

Kalau kamu cemana, udah tahu bedanya agar-agar, jelly, gelatin, pektin, cincau dan puding?










Hybrid, Hibrid Atau Hibrida Penulisan Yang Benar?

3 hal yang langsung terlintas di otakku ketika mendengar kata hybrid adalah jagung, terminator dan Inuyasha. Efek memori masa kecil sepertinya.

Yang pertama jagung. Kuingat ada masa-masa ketika tiap pagi berita di TV kerap membahas tentang bibit unggul hasil persilangan. Entah di tahun berapa. Yang jelas ketika itu aku masih SD. Bibit jagung hibrida sering kali di singgung-singgung ketika ku sedang sarapan.

Pesan moral: informasi berulang yang didengar anak ketika sarapan tertanam dalam memori jangka panjang di alam bawah sadar. Wkkk. 

Yang kedua adalah terminator. Kalau tak salah ingat, di akhir masa SD aku tak sengaja berkenalan dengan Arnold Schwarzenegger lewat film Terminator. Sampai SMP dan SMA (bahkan kuliah) pun beberapa kali nonton ulang semua sekuel film ini. Terminator, manusia hibrida hasil kombinasi manusia dan mesin a.k.a robot. 
Ah, kan, jadi teringat satu lagi, X-men, para manusia mutan.

Yang ketiga adalah Inuyasha. Tokoh yang manga dan anime-nya sejak SD berada di daftar teratas bacaan dan tontonan kesukaanku. Sekarang pun masih ada di deretan favorit lah walau bukan paling atas😁. Inuyasha, si manusia setengah siluman hasil persilangan siluman anjing murni (bapaknya) dengan manusia biasa (ibunya). Eh siluman setengah manusia lebih tepatnya, karena dia cuma berubah jadi manusia ketika bulan baru saja. Tak salah dikatakan manusia hybrid kan ya?

Eh, jadi sebenarnya yang benar itu manusia hybrid, hibrid atau hibrida sih?


Kalau dicek di KBBI, kata hybrid tidak akan ditemukan. Yang ada hibrida.

Hybrid adalah bahasa Inggris dari kata hibrida yang artinya turunan yang dihasilkan dari perkawinan antara dua jenis yang berlainan.
Arti hybrid di kbbi

Lalu hibrid? Bentuk tidak baku dari hibrida. Mungkin asal terbentuknya kata hibrid itu karena orang Indonesia membaca tulisan bahasa Inggrisnya; Hybrid dengan pelafalan bahasa Indonesia. Yang seharusnya hybrid dilafalkan /haibrid/ tapi karena yang baca orang Indonesia dengan pengetahuan bahasa Indonesia juga, jadilah tulisan hybrid dibaca /hibrid/. Dan yang keliru melafalkannya tak cuma satu dua orang tapi berjamaah dan di mana-mana. Maka jadilah ada kata tak baku hibrid.

Nah, masalahnya adalah (masalahku saja mungkin), tren berbahasa masa kini sering kali mencampuradukkan beberapa bahasa (terutama bahasa Inggris dan bahasa Indonesia) dalam satu kalimat, bahkan dalam satu frasa. Kurang senang rasanya kalau tak dicampur-campur. Dikiranya keren kali ya. Jujur jiwa kebahasaanku meronta-ronta ketika mendengar atau membaca tulisan yang dibegitukan. Padahal aku bukan editor. Lebih ke pengkritik🤣.

Sebagai personal yang berjiwa semi tradisional, jujur aku menjunjung pribahasa 'bahasa menunjukkan bangsa', juga slogan 'pergunakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah dan pelajari bahasa asing'. Mungkin karena itu juga sejak dulu aplikasi dan software kamus selalu ada di ponsel dan laptopku. Tapi kalau soal bahasa alay Indonesia terbaru, aku adalah orang yang paling kudet. Paling gak ngerti aku tuh🤣. Masih jauh lebih paham bahasa slang Mandarin.

Terkait penulisan yang bahasanya dicampur aduk, misal penggabungan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, yang sering membuatku resah ini, (pernah ku ulas juga di artikel Mind Your Language), setidaknya tulislah dengan tata penulisan yang tepat. Paling tidak cukup hati dan telinga saja yang dibuat resah, mata jangan.

Pertama kita ya wajib sadar dulu, cek dulu, itu bahasa Indonesia baku atau bukan. Kalau bukan ya tolong dimiringkan. Jangan asal tulis. Kasihan orang yang baca, terotak dan tertanam di memorinya cara penulisan macam begitu. Lalu ketularan lah si pembaca menulis atau menggunakan redaksi bahasa demikian. Maka jangan heran kalau ujung-ujungnya nilai ujian bahasa Indonesia orang Indonesia asli jauuuuuh lebih rendah dari pada nilai ujian bahasa Inggrisnya. 

Kedua, naikkan tingkat kesadaran berbahasa. Kalau sudah tahu itu bahasa asing, Inggris misalnya, cari padanan kata bahasa Indonesianya. Contoh kata hybrid diganti menjadi hibrida.

Ketiga, naikkan 1 tingkat lagi kesadaran berbahasa. Kalau mau mencampurkan 2 bahasa dalam 1 kalimat, jangan mencampurkan 2 bahasa dalam 1 frasa. Cukup jadikan frasa tersebut menjadi 1 bahasa, Inggris atau Indonesia. Pilih satu saja. Jangan serakah.

Misal penulisan frasa 'motor hybrid'. Membaca ini sungguh membuatku ingin sekali menonjok si penulisnya. Sudahlah menggabungkan 2 bahasa di 1 frasa, tak dimiringkan, terbalik pula letaknya ketika dibaca /motor haibrid/. Subhanallah.

Tak salah memang pelafalannya. Tapi simulasi di otakku ketika mendengarnya; Apa maumu sebenarnya? Mau pakai bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sih kamu? Ini anak mau sok keren atau korban ikut-ikutan sebenarnya? Mau ngajak gelut ya? Masih mending jika dibaca /motor hibrid/, berarti dia masih pakai pelafalan bahasa Indonesia untuk frasa tersebut. Walaupun ya tetap salah dari pelafalan dan katanya)

Jadi bagaimana penulisan yang benar? 

Penulisan yang benar dari motor hybrid adalah hybrid motorcycle atau motor hibrida. Maka tolong jangan meresahkan. Tolong.

Artikel Terkait : Mind Your Language

Nah, setelah sampai sini, baru ku sadari ternyata di bagian awal tulisan ini, aku telah menuliskan suatu frasa yang perlu ditonjok juga. Sengaja tak disunting. Bisakah kamu menemukannya? 😄

Jajanan SD yang Dirindukan dan Kenangan yang Nyaris Terlupakan

Peringatan: Tulisan ini panjang dan bernuansa nostalgia dengan unsur kekunoan dan ke-katrok-an personal.

Di masa itu, SD kami belum kenal dengan bakso kojek, sosis, apalagi nuget. Apa itu? (Mixue? Sampai kini pun belum sempat kenalan😁).

Itu adalah zaman ketika duit Selawe masih dapat ditukar dengan 4 bonbon atau dodol garut. Kalau tak salah ingat uang Selawe masih berlaku hingga aku kelas 3 atau 4. Karena setelah itu inflasi besar-besaran dan pelan-pelan bonbon dan dodol garut pun jadi Limpul satu harganya. Kelas 6 jadi Cepek (baca: ce pada cepat, pek pada kopek) sebuah.

Eh, kenalnya kalian dengan Selawe, Limpul dan Cepek? Uang koin 25 Rupiah bergambar burung, ada juga uang kertasnya. That is Selawe.
Sumber Pinterest 
Limpul dan Cepek bukan lima puluh ribu dan seratus ribu seperti yang biasa kita maksud, melainkan 50 Rupiah dan 100 Rupiah.

Kuingat tiap naik kelas uang jajanku juga naik 100 Rupiah. Kelas 1 Rp100, kelas 2 Rp200, kelas 3 Rp300. Begitu seterusnya. Uang jajan bertambah tiap naik kelas adalah sejenis kesepakatan antara aku dan orangtuaku sebagai bentuk reward berhasil tak tinggal kelas.

Waktu naik kelas 2, bahagia sekali rasanya karena uang saku bertambah. Ingin sekali cepat-cepat naik kelas 5 supaya uang jajan jadi Rp500. Biar berasa kayak anak orang kaya yang uang jajannya banyak dan bisa jajan ini itu. Tanpa perlu senantiasa perhitungan, yang ini untuk keluar main (jam istirahat) pertama, yang ini untuk keluar main kedua.

Manalah paham ya kan. Padahal walau uang saku tiap tahun naik, harga barang pun naik. Di otakku, kalau uang jajan naik berarti paten, berasa naik kasta gitu. Aslinya ya sama saja nilainya. Padahal kena tokoh sama inflasi, tapi malah bahagia pula. Kasihan.

Saat kelas 6 aku lupa, apakah uang jajanku tetap Rp500 atau jadi Rp1000. Yang jelas masuk SMP uang jajanku pasti tak kurang dari Rp1000 karena harga jajanan di SMP mahal-mahal😅.

Di kelas 5 dan 6 biasanya aku bawa bekal. Asal mulanya karena teman sebangkuku sejak kelas 4, Linda namanya, rajin bawa bekal, dan bekalnya enak-enak di hidung dan lidahku. Nasi gorengnya enak, mi instan gorengnya enak, bahkan buah-buahan yang dibawanya juga enak. Apalagi air jeruk kasturinya. Darinya juga kutahu di dunia ini ada jeruk kasturi yang wanginya aduhai.

Belum lagi tempat minum, wadah bekal hingga sendok dan garpunya pun terlihat memukau. Di mataku terlihat berkelas. Warnanya sering berganti walau modelnya sama. Dan yang membuatku makin merasa wah, ada tas khusus bekalnya juga. Warna, desain dan bahan tasnya juga membuatku takjub. Punyaku hanya pakai plastik asoy bekas belanja emakku. Wadah bekalku waktu itu ada 2, yang satu banyak sekatnya, satu lagi tanpa sekat. Mana ada tas-tas cantik macam gitu. Terpikir pun tidak.

Yah, itulah awal pertama berkenalan dengan produk Tupperware. Konon, di Aek Loba, masa itu hanya orang-orang kaya saja yang punya.

Di ingatanku, Tupperware adalah botol minum yang bisa dengan aman diletak dalam tas bersama buku-buku tanpa khawatir tumpah atau merembes. Begitu pula dengan wadah makanan, tanpa dibungkus plastik pun tak perlu khawatir minyak pada sambal akan meleber keluar wadah, menodai buku tulis juga tas.

Pernah ketika botol minumku pecah, sengaja kuikut ketika hendak beli botol minum baru. Bertekad untuk mencari yang serupa milik Linda. Tapi tak kutemukan di toko-toko yg kudatangi. Sekian kali berganti toko, akhirnya kutemukan sebuah botol minum persis salah satu punya Linda, baik model, bentuk dan warnanya. Namun kumerasa tetap saja ada aura yang berbeda. Tak seperti milik Linda. Tapi ku tak tahu apanya.

Esoknya, dengan euforia agak lain dari biasa, kumasukkan botol minum baru itu ke ranselku. Tak lupa juga bekalnya. Sesampainya di sekolah, sehabis memarkir sepeda, kusandang ranselku, menuju ruang kelas. Tiba di bangku, rasanya ada yg tak beres. Baru sadar rok belakangku agak basah. Kubuka ransel. Ternyata air dalam tempat minum baru itu tinggal setengah. Padahal tutupnya masih terpasang. Buku-buku di tasku basah semua.

Tak seperti milik Linda yang tak akan menetes sedikitpun walau tempat minumnya ditunggangbalikkan, bahkan dikocak sekalipun. 

Dalam hati, kuhanya bisa bertanya-tanya. WHY? Kenapa kok punya Linda bisa gitu sedangkan punyaku kayak gini? Kan sama-sama tempat minum, sama warna, sama bentuk, sama ukurannya. Why me?

Hmmm, lalu hanya bisa menerima, bahwa memang serupa tapi tak sama. Sejak saat itu kubutuh plastik asoy ekstra untuk tempat minumku.

Jauh hari kemudian baru kuketahui mengapa botol minumku terasa berbeda dengan milik Linda. Di bagian bawah tempat minum Linda bertuliskan Tupperware, di botol minumku tulisannya Houseware. Agak lama kutatap, beberapa kali kueja supaya tak silap baca. Dan memang tak silap.

Saat itu ku belum tahu signifikansi suatu merek. Kini ya sudah pahamlah ya, kan. That's what you called KW. 🐼

Mungkin sejak saat itu kali ya, tiap ke supermarket atau toko yang punya lapak bagian peralatan makan dan minum, entah kenapa pasti disempatkan mampir dan berlama-lama di rak-rak itu. Walau memang gak niat mau beli, karena memang gak butuh juga. Beda dengan lapak stationery atau ATK yang walau pun tak butuh dan tak niat beli, makin lama di situ, ujung-ujungnya pasti ada saja yang masuk keranjang🦝. Obsesi masa kecil rupanya.

By the way, ini bukan bagian dari iklan ya.

Ingatan yang Terbaurkan


SD Inpres 014654, SD-ku, memiliki halaman yang sangat luas. Entah karena itu gabungan dengan halaman SD sebelah jadi tampak sangat luas.
Sumber Google Maps
Jadi ada 2 SD di lokasi itu. Meski tak ada pagar dan penanda batas yang jelas, tapi siswa masing-masing tahu, mana kawasan milik masing-masing. Terutama siswa kelas 6 SD kami dan SD sebelah yang berada di perbatasan wilayah. Bangunan kelas 6 kami berdampingan dengan bangunan kelas 6 SD sebelah. Dipisahkan lahan kosong sekitar 5x5 meter persegi. Dan lahan kosong itu milik kami. Buktinya kalau piket kebersihan, siswa kelas 6 kamilah yang menyapu lahan itu.

Begitu juga saat upacara bendera. Di halaman ada 2 tiang bendera. Yang satu di depan kantor kepala sekolah kami, yang satu lagi di depan kantor kepala sekolah SD sebelah.

Sejujurnya aku butuh waktu lama untuk mengingat bagian UPB (Upacara Pengibaran Bendera) ini. Ingatanku agak bercampur, antara kami upacara gabungan tiap pekan dengan bergantian sebagai penyelenggara, atau upacara masing-masing dan berbarengan. Karena aku ingat kami pernah sering "berlaga" ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hening Cipta. Siapa yg paling kuat suaranya ketika sama-sama mengibarkan bendera. Juga ketika melafalkan teks pancasila. Tak jarang masing-masing gagal fokus. Barisan upacara kami kami pun punggung ketemu punggung.

Dan setelah mengingat-ingat beberapa lama, memang tak salah ingat rupanya. Kedua praktik tadi memang terjadi. Hanya saja kulupa di kelas berapa sistem upacara masing-masing itu berganti menjadi upacara gabungan.

Kalau giliran SD kami, yang dipakai tiang bendera kami dan barisan menghadap SD kami. Pembina upacara, petugas pengibar bendera dan pemimpin upacara juga dari SD kami. Begitu pula ketika giliran SD sebelah, yang dipakai tiang bendera mereka dan barisan juga menghadap SD sebelah. Pun pembina dan pemimpin upacara serta petugas pengibar benderanya.

Jajanan SD di Kantin Sekolah


Bisa dikatakan SD kami tak punya kantin sekolah saat itu (entah kini). Maksudnya, jika definisi kantin sekolah adalah kantin yang berlokasi di lahan milik sekolah, maka memang sekolah kami tak punya kantin. Begitu pula SD sebelah. Warung jajanan sekolah berada di luar tanah sekolah. Lokasinya dekat, persis di belakang bangunan kelas 6 SD kami dan SD sebelah.

Ada 4 warung jualan yang berdampingan rapat-rapat. Masing-masing dimiliki seorang nenek. Nek Bongkok atau Nek Opak, Nek Kurus atau Nek Jinem, Nek Gendut atau Nek Lontong, Dan Nek Cerewet atau Nek Bubur. Sampai kini yang kuketahui nama aslinya hanya nama Nek Kurus yaitu Nek Jinem, karena masih masuk dalam hitungan tetangga. Yang lainnya tidaklah kutahu.

Julukan para nenek cukup mewakili karakteristik figur pemilik warung.

Nek bongkok atau Nek Opak menjual 2 jenis panganan. Opak ubi (yang ukurannya  lebih besar dari piring makan) yang disiram dengan bumbu rujak, dan satu lagi Mi kuah. Mi lidi yang disiram kuah berbumbu micin. Bukan mie gomak. Kini orang Aek Loba sering menyebutnya sebagai Mi Esde ketika ada hantaran mi serupa dari tetangga berhajatan wirit dan sejenisnya.
Sumber Pinterest
Nek Kurus atau Nek Jinem menjual Nasi Lemak, cenil, lupis, keripik pisang, pisang goreng dan bakwan.

Nek Gendut atau Nek Lontong menjual lontong sayur, ongol-ongol, kue lumpang, bakwan, dan tahu isi.

Nek Cerewet atau Nek Bubur menjual bubur kacang hijau, bubur pulut hitam, dan agar-agar yang semuanya disajikan dengan santan mentah. Selain itu juga ada miso, pisang goreng dan bakwan. Dari semua penjual, pisang goreng nenek ini yang paling kusuka. Walau warnanya agak negro, tapi rasa manis dan asamnya pas serta tak seret di tenggorokanku. Kalau bakwannya kurang pas di lidahku karena jenisnya yang kriuk. Di masa itu aku lebih suka bakwan Nek Lontong, yang pulen dan ukurannya gede😁.
Sumber Facebook 
Di kantin Nek Jinem seringnya aku beli cenil dan lupis dicampur. Kenyalnya pas, tak alot tak juga lembek. Lupisnya harum. Perpaduan saus gula merah dan kelapanya itu makyus. Rasanya nagih. Aku jarang beli nasi lemak karena bontotanku lumayan sering nasi juga, nasi goreng. Selain itu harga nasi, lontong dan miso lebih mahal dari pada kue dan gorengan.

Sejak terbiasa menabung, sayang rasanya menghabiskan uang jajan. Di kelas 5 atau 6, ku seperti menemukan solusi berhemat. Bersama Linda, muncullah ketertarikan untuk ikut 'magang' di kantin ketika jam istirahat. Awalnya Linda yang beberapa kali bantu-bantu Nek Lontong mengelap piring lontong yang baru dicuci. Lalu ia pun dikasi sepiring lontong, kadang kue atau gorengan.

Lama-lama aku pun diajaknya. Mulai dari mengelap piring, mencuci piring, menempatkan lontong-lontong dan printilannya ke piring, sampai terkadang ikut bantu menjuali dan menunggui warung Nek Lontong. Kami pun diupah sepiring lontong sayur, dan tak jarang juga dikasi kue atau gorengan oleh Nek Lontong.

Paling sesekali kami absen ketika Kak Leli (kalau tak salah ingat namanya) anak Nek Lontong, ikut membantu menjaga warung, atau ketika SD kami lagi tanding yeye dengan SD sebelah. Berhubung, kami berdua adalah salah dua atlet utamanya😅.

Selain 4 warung jajanan ini, ada lagi lokasi jajanan kami yaitu di halaman sekolah dekat gapura. Secara geografis, lokasi itu milik SD sebelah. Namun di tugunya bertuliskan SD 014654, sekolah kami. Abang-abang Es Tuntung sering ngetem di situ. 

Es tuntung beraroma pandan. Dipotong lalu dicucuk dengan lidi, kemudian dicelup ke dalam cairan coklat. Jadilah es tuntung dengan toping coklat beku. Esnya lembut. Nikmat sekali.

Kadang sering juga abang-abang penjual es serut, es tebu, dan juga ibu-ibu penjual mi pecel mampir di lokasi yang sama di jam istirahat. Tapi aku kurang tertarik. Satu karena aku tak suka es serut. Selain hanya dapat rasa manis sesaat, sisanya tinggal rasa es batu. Rugi kurasa beli es serut🤣. Yang kedua, di rumahku banyak pokok tebu. Hampir tiap siang kuganyangi. Lagi-lagi beli es tebu rugi kali kurasa🤣. Kalau mi pecal, di masa itu aku agak anti makan mi. lebih ke tak terlalu suka rasanya. Kecuali mi goreng bekalnya Linda😁.

Walau pun kusuka dengan es tuntung ini, bukan berarti aku sering beli. Hanya jika beberapa kondisi ini terpenuhi barulah kubeli.

1. Ketika yang antre gak rameeee kali.
2. Ketika tak sedang musim kemarau di mana abu jalanan macam yang tampak di kegiatan pas mobil-mobil off road.
3. Sedang tak musim lalat.
4. Ketika kulihat kain lapnya masih bersih atau paling tidak belum gadel-gadel kali🤣.

Bisa dikatakan emakku cukup berhasil menanamkan makna "jangan jajan sembarangan" di otakku. Kriteria nomor 4 itu aku sendiri yang buat kayaknya.

Tak terlalu ingat kejadiannya gimana, hanya ingat pernah tersaksikanku kain untuk lap mangkoknya Nek Bubur juga dipakai untuk mengelap meja jualannya. Sejak saat itulah kuamati memang kain lapnya disamaratakan. Kan aku jadi berpikir sendiri lalu overthinking dan berakhir menakut-nakuti diri sendiri. Hadeeh.

Sejak saat itu, aku yang awalnya suka banget sama segala bubur dan agar-agar Nek Bubur, juga pisang gorengnya, kemudian hampir tak pernah lagi beli di situ. Trauma.

Padahal, beberapa kali kusempat melakukan sejumlah aksi yang usahanya agak lebih hanya untuk mendapatkan agak-agar kuah santan ini.

Pernah, sengaja ku langsung lari pas lonceng istirahat berbunyi hanya untuk mengejar supaya gak lama mengantre dan gak kehabisan itu agar-agar, berhubung stoknya terbatas.

Pernah juga sengaja datang pagi-pagi ke kantin Nek Bubur sebelum lonceng masuk (karena beberapa hari gak kebagian), eh rupanya hingga lonceng berbunyi, Nek Bubur belum jua datang.

Pernah juga ketika jam praktik olahraga di lapangan usai beberapa menit sebelum lonceng istirahat, ku lekas-lekas ke kantin Nek Bubur. Bahagia sekali rasanya kedapatan agar-agar tanpa harus mengantre dan bebas khawatir mendengar repetan Nek Bubur ketika murid-murid pada berdesakan mau cepat dilayani. Sayang, semenjak kelas 5 itu ku tak pernah lagi merasakan nikmat agar-agar kuah santannya Nek Bubur.

Nah, beberapa hari lalu emakku bercerita, bahwa beberapa pekan lalu ketika aku masih di Medan, ada tetangga wirit dan mengantar agar-agar kuah santan ke rumah. Enak kali katanya. Teringatlah aku pada agar-agar esde Nek Bubur. Dan kepinginlah ya kan. Besoknya terbuatlah dia. Lalu terbuatlah tulisan ini.

Kalau kamu, apa jajanan SD yang paling dirindukan?










Plus Minus Mudik dengan Motor

Sejak 4 tahun terakhir, kami tak ada yang mudik ketika lebaran. Sebelum-sebelumnya minimal aku yang mudik, Medan - Aek Loba ya kan. Sejak balik kampung di 2019, tradisi mudik kembali hanya ke rumah para Uwak saja. Kalau tidak ke Batubara, ya ke Perdagangan. Bergantian titik kumpul silaturahmi tiap tahun.

Sejak Uwak yang di Perdagangan meninggal, berkurang pula lah jatah gantian titik kumpulnya. Jadi tinggal ke Batubara atau Aek Loba saja.

Makin bertambah usia, makin beragam juga situasi dan kondisi kehidupan yang sering tak bisa diprediksi, apalagi ketika momen lebaran. Yang direncanankan jauh-jauh hari bisa tak jadi, yang tak direncanakan bisa tiba-tiba tereksekusi. 

Seperti lebaran 2 tahun lalu, yang seharusnya kumpul di Batu Bara, namun situasi kaminya yang kurang memungkinkan sehingga rencana mudik ditiadakan. Eh, pagi setelah salat Ied, Uwak yang di Batubara mengabarkan bahwa rombongan mereka sedang otw ke Aek Loba. Lengkap dengan seperangkat dandang juga rantang beserta isinya. (Baca: hidangan soto lebaran di rumah Uwak diangkut sak dandang-dandangnya😅). 

Jadilah lebaran 2 tahun berturut-turut rumah kami yang jadi tempat berkumpulnya. 

Jenis tamu pun beragam, ada yang jenisnya kalau hendak berkunjung akan berkabar jauh-jauh hari, ada pula yang jenisnya tiba-tiba berkabar akan datang namun bawa logistik sendiri, ada pula jenisnya serombongan yang ujuk-ujuk sudah sampai di pintu rumah saja. 

Jenis kendaraan mudiknya pun beragam, ada yang datang bermobil-mobil, ada yang tiba serombongan dengan bus Sartika carteran, ada pula yang mengendarai becak khas Batubara, pun ada juga yang naik motor karena mabuk perjalanan jika naik mobil. 

Aku sering salut dengan para pemudik yang mengendarai motor. Tahan ya badannya? 

Kalau aku paling anti mudik dengan motor. Lebih ke gak tahan fisik dan juga lebih banyak jantungannya di jalan🙃. 

Sedangkan trip Aek Loba - Aek Kanopan yang jaraknya sekitar 20 menitan dengan motor saja pun cukup buat lelah. Padahal hanya tinggal duduk manis diboncengan saja.

Pernah ada kawan yang ngajakin mudik Medan - Aek Loba via motor ketika jaman-jaman masih ngajar di Briton, (yang mana saat itu sudah terbiasa dengan suasana perjalanan menggunakan jasa kereta api), digaji sejuta pun awak ogah lah. (Mungkin akan lain jika jadi 100 juta🤣) 

Makanya aku salut sekali dengan orang yang 'tawakal' mudik lebaran dengan motor, bukan cuma antar kota, tak jarang yang mudik antar provinsi. 

Sumber cnnindonesia.com

Walau pun mudik dengan motor tak disarankan pemerintah, tapi ya tetap saja pemudik dengan motor makin banyak tiap tahun. 

Kalau tahun lalu ada 123 juta lebih masyarakat Indonesia yang melakukan mudik di Idulftri, tahun 2024 ini diperkirakan naik 6 persen menjadi sekitar 136,7 juta pemudik. Begitu ujar Kakorlantas Polri Irjen Aan Suhanan. 

Tiap moda transportasi pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing ya kan. Sering heran juga, kenapa kok orang banyak yang suka mudik dengan motor. 

Ternyata begini plus dan minusnya mudik dengan motor. 

Kelebihan Mudik dengan Motor

1. Lebih ekonomis

Jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, mudik dengan motor ternyata biayanya jauh lebih murah. Lagi pula setelah sampai di kampung halaman, kita juga bisa jalan ke mana-mana pakai sepeda motor kita. 

2. Bebas Mengatur Perjalanan

Karena membawa kendaraan sendiri, kita bebas mengatur waktu perjalanan kita. Gak perlu repot-repot pesan tiket beberapa hari sebelumnya, atau bahkan berminggu-minggu sebelumnya. Dan juga bebas dari rasa khawatir ketinggalan jadwal berangkat seperti kalau naik pesawat, KA, dan bus. Bisa lebih santai lah ceritanya. 

3. Tidak Perlu Berdesak-desakan atau Antri

Namanya juga mudik lebaran, pasti ramai di jalanan. Dengan motor tentunya lebih bisa menyalip-nyalip dibanding mobil dan bus ketika jalanan padat merayap bahkan macet. 

Walau yang buat jalanan macet tak jarang juga akibat ulah para pengendara motor ini ya kan🙃. 


Kekurangan Mudik dengan Motor

Ada kekurangan pasti ada kelebihan. 

1. Aspek Keselamatan

Ada harga ada mutu. Slogan ini sepertinya juga berlalu untuk jenis transportasi dengan motor saat mudik. 

Mudik dengan motor memang lebih hemat biaya, tapi lebih rawan dari segi kesehatan dan keselamatan di jalan. 

2. Kapasitas Bawaan Terbatas

Mudik naik motor, otomatis jumlah barang bawaan yang bisa dibawa juga lebih minimalis. Gak bisa bawa banyak-banyak. Jadi ya harus pandai-pandai packing dan pilah-pilah. 

Mudik dengan motor
Meskipun berkemas adalah sebuah seni, tetap utamakan keselamatan berkendara
3. Menguras Fisik dan Energi 

Walaupun kita bisa istirahat suka-suka di perjalanan, tetap saja mudik pakai motor menguras lebih banyak energi dan fisik. 

Mudik menggunakan sepeda motor dapat menyebabkan sakit pinggang dan punggung diakibatkan duduk berjam-jam di atas motor.

Selain itu tubuh juga lebih terekspos sehingga rawan masuk angin. Apalagi jika bawa anak-anak. Pastinya lebih berisiko bagi kondisi kesehatan sang buah hati.

4. Macet

Kondisi jalanan yang macet ketika mudik adalah sangat wajar, dan solusi agar tidak macet adalah menggunakan transportasi umum yang dapat mengangkut banyak orang. Selain itu apabila kita terjebak macet ketika berkendara jauh dengan motor sudah pasti sangat menguras tenaga kita bukan? 

5. Rawan Kecelakaan

Faktanya tingkat kecelakaan dengan motor paling tinggi dari semua jenis moda transportasi. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal, mulai dari kondisi fisik yang capek selama perjalanan, keadaan emosional yang tidak stabil dan kondisi jalanan yang macet, juga bisa dari faktor kekurangnyamanan motor yang dikendarai sehingga dapat membuat pengendara kurang konsentrasi hingga menyebabkan kecelakaan.

Jadi jika mudik dengan motor, baiknya kita mengutamakan safety riding saat berkendara. Serta wajib memastikan kondisi motor dalam keadaan baik sehingga memberikan kita rasa nyaman saat mengendarainya. 

Seperti kenyamanan pada Yamaha NMax yang bisa dijadikan pilihan untuk mendukung mobilitas mudik lebaran di 2024 ini. 

Yamaha Nmax 155 series
Berikut beberapa keunggulan cerita Nmax 155 yang bisa dijadikan bahan pertimbangan. 

Nyaman Saat Berkendaraan

Desainnya yang RELAX RIDING POSITION memungkinkan pengendara untuk memilih posisi berkendara yang nyaman. Ruang kaki lebih luas, membuat posisi berkendara lebih rileks untuk jarak dekat atau pun jarak jauh. 

SUB-TANK SUSPENSION mendukung performa berkendara jadi lebih nyaman dan stabil di berbagai kondisi jalan. Mau jalanannya mulus atau berbatu, tidak akan jadi masalah buat pengendara. Apalagi kalau udah masuk jalan kampung yang istilahnya kalau di Aek Loba kira-kira 'kalau orang hamil lewat jalan itu, langsung brojol' (baca: melahirkan sebelum waktunya). 

Lalu ada MAXI SEAT DESIGN pada jok dengan kontur gandanya ini diharapkan bisa meminimalisir sakit pinggang gitu la ya kan ketika berjam-jam duduk di motor. 

Bagasi Luas

Yamaha Nmax terbaru memiliki MULTIFUNCTION BIG LUGGAGE a.k.a bagasi luas dengan akses yang mudah serta fungsional.

Kita bisa menyimpan helm full face ukuran XL di dalamnya. Jadi bukan hanya lebar tapi juga cukup dalam. Bisa jadi salah satu solusi menyiasati terbatasnya barang bawaan ketika mudik ya kan. 

Penerangan Optimal

Salah satu hal paling menonjol dari  Yamaha Nmax adalah lampunya yang terang serta hemat energi. LED HEAD & TAIL LIGHT adalah desain lampu depan dan belakang yang mewarisi MAX Series DNA dan sudah menggunakan LED.

Jadi, selain cahayanya lebih terang dan lebih hemat energi, juga lebih tahan lama. Ditambah dengan HAZARD LAMP yang dapat memberi tanda dalam situasi darurat (sesuai UU no 22 tahun 2009 peraturan berlalulintas pasal 121 ayat 1). Kita jadi dapat berkendara dengan nyaman dan aman.

Motor Praktis 
Electric power socket yamaha Nmax
Gak perlu bawa-bawa power bank lagi ya kan

Teknologi  yang satu ini, ELECTRIC POWER SOCKET, di NMax memang keren menurutku.  Teknologi ini memungkinkan kita untuk bisa ngecas ponsel saat berkendara. Jadi gak kawatir kehabisan batre hape saat di perjalanan mudik. 

Selain itu juga dilengkapi dengan FULL DIGITAL SPEEDOMETER yang modern dan informatif dilengkapi dengan indikator Y-Connect (Yamaha Motorcycle Connect) Apps, Pesan & Telepon, TCS, VVA dan Temperatur Mesin. Dengan ini kita bisa tetap ngecek ponsel pintar kita tanpa perlu ribet-ribet pegang HP saat berkendara. (Kan bahaya ya kan). 

Fitur lainnya yaitu HANDLEBAR SWITCH CONTROL. Kita bisa memilih tampilan informasi dan pengaturan pada speedometer. Tombol pengatur di handle kiri yang sangat fungsional.

Irit Bahan Bakar dengan BLUE CORE & VVA

Salah satu pertimbangan utama memilih motor tentunya yang irit BBM ya kan. 

Nah, Nmax  memiliki teknologi Blue Core & VVA yang dapat menjaga mesin 155 cc tetap efisien bahan bakar. Motor ini diklaim mampu menempuh jarak kurang lebih 40km dengan 1 liter bahan bakar minyak. 

Selain irit bahan bakar, motor ini dilengkapi fitur STOP & START SYSTEM. Jadi, motor dapat mengurangi konsumsi bahan bakar saat tak butuh bahan bakar, seperti ketika motor sedang berhenti.

Tampil Gaya

Nah, setelah semua keunggulan di atas, nilai plus dari NMax ditambah lagi dengan MAXI STYLE DESIGN nya yang khas skutik Eropa. 

MAXI SIGNATURE COLOR memberikan pilihan warna motor yang elegan serta mewah. Cocok la sekalian untuk begaya pas lebaran biar gak apa kali.
Mudik dengan motor yamaha nmax
Sumber Instagram @renaldimax_id

Nah, itu dia beberapa plus dan minus mudik dengan motor yang bisa jadi bahan pertimbangan saat mudik lebaran 2024 nanti. 

Kalau kamu, gimana persiapan mudik lebaran kali ini, aman? 





Cara Mendeteksi Berita Hoaks dan Penipuan

Hingga akhir Desember 2023, konten hoaks di Indonesia dalam kategori penipuan berada di peringkat kedua.

Cara mendeteksi dan menghindari berita hoaks dan penipuan

Makin lama makin marak saja dunia perhoaksan dan penipuan ini ya. Apalagi usai pemilu. Dengan beraneka modus menjaring mangsa. 

Bagaimana cara mengindari jeratan berita hoaks dan penipuan? 

Berikut 9 tips cara mengidentifikasi berita hoaks dan penipuan yang berhasil saya kumpulkan dari berbagai sumber. 

1. Biasakan membaca dengan teliti

Mungkin lebih tepatnya budayakan baca sampai habis.

Pernah gak ketika kamu posting suatu informasi agak panjang sedikit saja di grup WA, lalu tak berapa lama ada yang merespon sejenis, "Kak, lokasi acaranya di mana?" atau, "Wah seru. Gimana cara daftarnya, Bang?". Padahal ketika mengetik informasinya, kita sudah buat sejelas-jelasnya. Eallaa...masih juga ditanya lagi.

Tolong janganlah bawa-bawa kebiasaan menanyakan hal-hal yang jawabannya sudah jelas-jelas dibuat. Kebiasaan demikian saya pikir justru membuat keberadaan hoaks ini makin menjadi-jadi. Baca yang bukan hoaks saja lompat-lompat. Giliran ketemu info hoaks, wassalam

2. Biasakan selalu berpikir kritis ketika membaca

Masih nyambung dengan yang di atas. Jika baca sesuatu saja biasa tidak tuntas, bagaimana mau sampai di tahap berpikir kritis coba?

Selain itu juga selalu ingatkan diri untuk tidak lekas-lekas menekan tombol share sampai yakin informasi tersebut benar adanya. Saring before sharing. Begitu istilah kerennya. 

3. Hati-hati dengan dengan judul yang propokatif apalagi bombastis

Sejatinya, tujuan pembuat hoaks adalah mencari perhatian. Caranya supaya diperhatikan ya itu tadi, buat judul yang 'wow'. Baik dari pilihan kata maupun kelebayan makna yang memancing emosi. Istilahnya clickbait atau umpan klik

Pegiat literasi yang sudah terbiasa dengan berita hoaks biasanya punya semacam radar saringan otomatis. Ketika baca judul berita yang terdengar 'wah' biasanya akan langsung hidup 'sinyal waspada' hoaksnya. Walau tak jarang juga kena hoaks pada berita jenis lainnya. 

Sama halnya dengan info-info yang 'too good to be true' alias terlalu indah untuk  jadi kenyataan. Misalnya informasi sejenis tawaran pekerjaan mudah tanpa modal apapun dengan iming-iming penghasilan lumayan dari nomor tak dikenal. Pas dicek entah nomor dari negara mana-mana. Hallah... Tak ada itu semua. Langsung laporkan saja. Atau kalau gabut ya kerjain aja

4. Tidak mempercayai satu sumber berita saja

Jangan mudah percaya dengan apa yang kita lihat, dengar, dan baca, sekalipun yang mengatakannya adalah seorang profesor, menteri, bahkan presiden. Cek dulu yang ia katakan. Fakta atau opini. Karena kini agaknya sedang tren orang bicara asal keluar saja. 

Fokus pada apa yang disampaikan, bukan siapa yang menyampaikan. Berapa banyak coba korban hoaksnya Biden dan Nethanyahu? Sekelas pemimpin negara saja menyampaikan hoaks. Apalagi pemujanya. Belum lagi para pendengungnya. 

Jadi teringat wejangan Sir Indra Hartoyo, dosen mata kuliah Translation kami.

"Always check your dictionary. Selalu cek kamusmu. Profesor ahli bahasa Inggris sekalipun bisa salah pelafalannya. Hanya kamuslah yang boleh kalian percayai.'' Begitu pesan beliau.

5. Budayakan cek silang fakta ke sumber yang autentik

Seorang profesor sekalipun, kalau ia berbicara tanpa sumber yg jelas, ya jangan langsung ditelan bulat-bulat. Apalagi jika seseorang tersebut bukan ahli di bidang yang dia bicarakan. Bisa saja lidahnya keseleo. Apa lagi jika dia tak merasa keseleo lidah. Apa jadinya jika semua yang dikatakannya kita telan bulat-bulat? Mau jadi apa para ibu hamil jika diberi vitamin berupa asam sulfat? 

6. Cermati alamat situs

Di balik sebuah kejahatan terselubung, biasanya ada otak-otak pandai. Pandai-pandai meramu supaya elok nampaknya. 

Nama serta alamat situs hoaks dan penipuan biasanya dibuat mirip-mirip dengan situs resminya, sehingga targetnya terkecoh dan percaya. Situs-situs berita banyak sekali yang begini. 

Berhati-hatilah jika asal informasi dan berita dari situs berdomain .COM, apalagi dari domain gratisan. 

Situs resmi kepemerintahan biasanya menggunakan .GO.ID. Jadi misalnya ada info pendaftaran bansos dari Kementerian Sosial tapi pakai domain .COM, bisa dipastikan 1000% kamu sedang dimodusi penipu. 

7. Ikut serta grup diskusi anti hoaks

Mengutip dari laman Kominfo, di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoaks. Misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.

Di forum ini saya gak ada ikut sih. Sejauh ini tergabung di grup WA Keluarga Besar FLP SU bisa dikatakan sangat 'radikal' dalam penyaringan terhadap berita dan informasi hoaks. Alhamdulillah. 

8.Cek keaslian foto dan video

Kalau dulu zamannya photoshop, kini eranya AI. Memanipulasi foto dan video sungguh gampang sekali.

Suara kita pun bisa kita dengar ngomong entah hapa-hapa padahal kita tak pernah bicara demikian.

Seperti yang dialami Ust. Zaidul Akbar. Beredar video beliau yang disunting menggunakan AI. Jadilah sebuah video yang gerak bibirnya diselaraskan dengan suara yang dihasilkan AI (serupa suara aslinya), sementara beliau tak pernah meyampaikan informasi tersebut. 

Lagi-lagi mengutip dari Kominfo, untuk mengecek keaslian foto, kita bisa memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan. Kalau video, belum tahu saya. Bolehlah kiranya para literat teknologi yang nyasar ke tulisan ini berbagi informasi di kolom komentar yak😁🙏. 

Jadi kitalah yang harus jeli. Jangan sampai terkecoh. Cari lebih banyak informasi terkait. 

Cek silang ke akun resminya. Berdayakan energi kreatif yang kita miliki. 

9. Cek situs hoaks dan laporkan

Ternyata kita juga bisa cek apakah tautan suatu situs web merupakan hoaks atau tidak. Walau tidak semua bisa dicek. Biasanya akan terdeteksi ketika sudah ada yang melaporkan tautan atau situs  tersebut. Seperti di laman ini.

https://transparencyreport.google.com/safe-browsing/search

Sedangkan berita-berita hoaks bisa diakses di bawah ini. Ada juga fitur untuk melaporkan seperti di turnbackhoax.

https://trustpositif.kominfo.go.id/

https://kominfo.go.id/content/all/laporan_isu_hoaks

https://turnbackhoax.id/

Nah, ada satu lagi, nih hasil temuan saya. Semoga benar. Karena saya baru coba dengan akun saya saja. Jadi sejauh ini masih kesimpulan saya sendiri bahwa kita bisa cek suatu tautan itu hoaks atau tidak melalui twitter.

Saya pernah beberapa kali coba pos twit berisi tautan hoaks (lebih tepatnya penipuan sih ini), yang baru dibuat Februari 2024, tapi tidak bisa muncul. Entah ke mana perginya. (Cerita lengkapnya bisa dibaca di pos selanjutnya.) 
Cara mendeteksi berita hoaks dan penipuan

Nah, kamu silakan coba juga. Berhasil gak?😁

Demikian 9 tips cara mendeteksi berita hoaks dan penipuan yang bisa dipraktikkan. Semoga berfaedah.