Perbedaan Agar-agar, Jelly, Gelatin, Pektin, Cincau, Dan Puding

Sejak sebelum masuk SD, ketika jajan, aku sudah bisa membedakan mana agar-agar, mana jelly dan mana cincau. Walau pun waktu itu aku tak tahu kalau itu namanya cincau, karena di habitatku cincau hitam disebut lengkong. Sementara kosakata gelatin dan pektin baru kukenal di masa SMP atau SMA. Tapi ya begitulah, informasi yg terekam di otakku hilang-hilang timbul.

Sedangkan puding adalah kosakata yang cukup membingungkan buatku sampai hari ini ketika akhirnya ku putuskan untuk menuliskannya. Dengan harapan no more complicated feeling when coming across the word 'pudding'. Tak galau lagi dengan kata puding. Ada apa dengan puding? Nanti kita kupas ya.

Agar-agar, jelly, gelatin, pektin, cincau, dan puding diklaim sebagai bahan pangan kaya serat. Memberikan sensasi adem di mulut juga perut. Benarkah begitu?

Nah, marilah kita bahas satu persatu perbedaannya.

1. Agar-agar


Agar-agar hijau transparan di piring
Sumber: allo fresh

Dari segi tekstur, agar-agar cenderung renyah dan berair. Apalagi kalau agar-agarnya dimasak melebihi takaran air yang seharusnya. Hah, aku banget ini. Seperti makan air jadinya.

Agar-agar terbuat dari ekstrak alga merah atau rumput laut. Biasa dijual dalam bentuk bubuk. Ada juga yang bentuknya lembaran, Tapi aku baru tahu kalau ada juga ternyata dijual dalam bentuk batang.  Belum pernah lihat wujudnya bagaimana.

2. Jelly

Dari segi tekstur jelly cenderung kenyal dan padat dibanding agar-agar. Lalu ketika digoyang-goyangkan, jelly lentur memantul.

FYI, sebelum menulis artikel ini, sesungguhnya aku sempat riset ke beberapa sumber yang membahas hal serupa, juga sempat berkonsultasi ke Chat GPT. Tapi ternyata AI juga bisa keliru ya. Sempat membuatku mengerutkan alis juga tadi.

Jelly pelangi cantik dalam gelas
Sumber: asiapramulia.

Menurut Chat GPT, jelly terbuat dari gelatin, air gula dan perasa. Sedangkan menurut beberapa situs dan blog, jelly terbuat dari olahan umbi tanaman konjac atau konyaku. Tanaman konjac ini pun memiliki banyak nama; iles-iles, suweg, dan porang. Dan di beberapa sumber bahkan dipaparkan bahwa kesemua nama tanaman tersebut ternyata berbeda spesies, alias semuanya bukan tanaman yg sama. 😅

Tapi intinya adalah jelly bukan terbuat dari gelatin. Karena gelatin berasal dari hewan. Kalau  dikatakan Chat GPT keliru karena gak pernah makan agar-agar dan jelly, ya enggak juga ya kan. Soalnya dia malah tak keliru ketika menjabarkan teksturnya. Tapi dia justru tak bisa membedakan sumber hewani dan nabatinya. Cukup aneh untuk mesin AI kurasa.

Nah, untuk menuntaskan apakah memang pasti jelly itu produk nabati, maka ku putuskan untuk merujuk KBBI. Dan ku menemukan fakta yang membagongkan bahwa kata jelly, jelli, jely atau pun jeli yang bermakna makanan tidak ditemukan di KBBI. Yang ada kata jeli yang bermakna elok, bercahaya (untuk mata), serta awas dan tajam (untuk penglihatan). Sepertinya dalam bahasa Indonesia jelly yang kita maksud belum ada padanan katanya. Hanya bermakna agar-agar saja. Baiklah.

3. Gelatin

Seperti yang telah disinggung di atas, gelatin adalah produk kolagen yang berasal dari hewan (dari tulang, tulang rawan, kulit dan tendon). Jika agar-agar disebut sebagai gelatin nabati, maka gelatin merupakan agar-agar non-vegetarian.

Gelatin umumnya terbuat dari kolagen babi. Jika bersumber dari selain babi, biasanya akan diberi tanda "K" jika sudah bersertifikasi halal. Wah, harus jeli saat membeli ya.

Bubuk gelatin dalam mangkuk dan sendok, dan gelatin lembaran
Sumber: Kompas.com

Gelatin yang dijual dipasaran biasanya bentuknya lebih berbutir dibanding agar-agar. Ada juga yang berbentuk lembaran bening, tak berbau serta tembus pandang.

Jika agar-agar harus dimasak hingga mendidih, gelatin cukup direndam dengan air hangat saja. Karena gelatin dapat kehilangan kekuatannya saat terkena suhu lebih dari 100 derajat celsius.

Dari segi tekstur, makanan yang mengandung gelatin bertekstur kenyal, mirip jelly. Contoh produk makanan yang umumnya menggunakan gelatin adalah marshmallow, marmalade, gummy bear, trifles, dan makanan penutup beku.

Berarti kalau ada yang jualan makanan berbentuk olahan agar-agar atau jelly, tapi kalau dicampur air hangat dia meleleh, bisa disangsikan bahannya bukan agar-agar tapi gelatin, gitu ya?

4. Pektin

Pektin adalah karbohidrat kompleks atau serat larut pada buah dan sayuran yang dapat berubah menjadi gel apabila dipanaskan dalam cairan. Banyak terkandung pada buah-buahan seperti jeruk dan apel terutama.

Pektin tinggi serat dan menghasilkan makanan bertekstur lembut seperti selai. Sedangkan gelatin tinggi protein dan asam amino dengan hasil produk yang kenyal seperti jelly.

Sama halnya dengan gelatin, pektin juga berfungsi sebagai bahan pengental dan pembentuk gel. Jika gelatin mengeras setelah dipanaskan, pektin membentuk gel ketika terkena gula dan asam dengan kadar tertentu walau tanpa panas. Namun proses merebus bisa mempercepatnya.

Selai jeruk dalam mangkuk
Sumber: id.ingredientfood.com

Sebagai pengental, pektin biasanya digunakan dalam produk yoghurt, selai, fruit jelly, dan permen.

Selama ini aku tahunya pengental makanan itu kalau gak tepung-tepungan ya tomat. Rupanya   pektin juga bisa.

5. Cincau

Seperti namanya, cincau berasal dari tumbuhan cincau. Tanaman cincau ada banyak jenisnya. Sedangkan produk yang sering kita kenal adalah cincau hijau dan cincau hitam atau grass jelly bahasa Inggrisnya. Kalau rakyat Aek Loba lebih familiar dengan cincau hitam ini dalam sebutan lengkong.

Tekstur cincau hitam mirip jelly, tapi tak terlalu kenyal dan agak keras. Seperti percampuran jelly dan agar-agar dengan lebih banyak porsi jelly-nya. Sedangkan cincau hijau teksturnya lebih berair tapi tetap lentur. Lebih mirip agar-agar yang dicampur jelly dengan lebih banyak porsi jelly-nya dan agak banyak airnya.

Rasa cincau hijau juga lebih terasa rasa daunnya. Jadi kalau ada yang bilang matcha itu rasa daun, mungkin dia belum pernah buat cincau hijau sendiri. Karena sesungguhnya makanan yang rasanya rasa daun itu banyak, apalagi ketika buat sendiri😅.

6. Puding

Puding cantik dalam gelas dengan topping potongan agar-agar dan jelly
Sumber: Allo Fresh

Sampai juga di pembahasan utama. Berdasarkan sekilas risetku dari beberapa artikel, secara tekstur puding lebih lembut dibanding agar-agar dan jelly. Dikarenakan puding terbuat dari campuran agar-agar, jelly, dan berbagai bahan tambahan seperti telur, susu dan tepung pati.

Kata puding yang tersimpan di memoriku memiliki banyak rupa. Di Aek Loba dan sekitarnya, serta lingkungan keluarga dan familiku di wilayah Batubara pesisir, kata puding banyak sekali wujudnya. Tak hanya yang berhubungan dengan olahan bahan agar-agar saja.

Agar-agar dimasak dengan susu atau santan dan gula, disebut puding. Telur ayam kampung separuh masak disebut puding. Bandrek susu telur disebut puding. Sup ayam kampung yang dimasak untuk orang sakit atau yang merasa butuh asupan gizi disebut puding. Bubur kacang hijau untuk anak-anak sebagai tambahan nutrisi disebut puding. Bubur sum-sum yang dimasak untuk orang rewang sehari setelah pesta juga disebut puding. Es kelapa muda gula merah dan roti paha ayam untuk tukang cat dadakan sehari pun disebut puding. Bahkan cendol gula merah untuk induk lembu baru melahirkan juga disebut puding.

Pernah dengar Chinese Egg Pudding? Terbuat dari campuran telur, susu dan gula, lalu dikukus, kadang dioven. Ini juga puding. Jadi ketika aku bertemu kata puding, ini yang dimaksud puding yang mana? 😅

Atau jangan-jangan memang ada beberapa makna puding? Maka lagi-lagi ku coba merujuk ke KBBI. Apa pun ceritanya, karena kita orang Indonesia, ya KBBI sajalah yang kita jadikan standar makna kata ya kan. Baru sadar memang belum pernah mencari makna puding di KBBI. Hasilnya, ada 2 makna dari kata puding.

puding1/pu·ding/ n tumbuhan semak, biasanya sering dijadikan tanaman pagar, warna daunnya merah (ada bermacam-macam, seperti -- emas, -- hutan, -- merah, -- perada); Graptophyllum pictum


puding2/pu·ding/ n penganan yang dibuat dari tepung (terigu, maizena, dan sebagainya)


Nah, kalau dari pengertian puding yang kedua, berarti semua panganan yang terbuat dari tepung adalah puding ya kan? Maka jika berpedoman pada KBBI, cilok termasuk puding😁.

Kalau dari Wikipedia, puding (bahasa Inggris: pudding) adalah sebuah hidangan penutup yang umumnya dibuat dari bahan-bahan yang direbus, dikukus, atau dipanggang. Istilah puding juga dapat dipakai untuk berbagai jenis pastel yang berisi campuran lemak hewan, daging, atau buah-buahan yang dipanggang, direbus, atau dikukus.

Nah, orang Indonesia rata-rata pastel lazimnya digoreng😅. Kalau pastel dikukus namanya bisa jadi siomay atau dimsum.  Maka jika berkiblat pada wikipedia, dimsum juga puding.

Apakah ini yang namanya POV: Ketika ku memutuskan untuk mempercayaimu tapi ku tak menemukan yang kucari? 🤣

Kalau kamu cemana, udah tahu bedanya agar-agar, jelly, gelatin, pektin, cincau dan puding?










Hybrid, Hibrid Atau Hibrida Penulisan Yang Benar?

3 hal yang langsung terlintas di otakku ketika mendengar kata hybrid adalah jagung, terminator dan Inuyasha. Efek memori masa kecil sepertinya.

Yang pertama jagung. Kuingat ada masa-masa ketika tiap pagi berita di TV kerap membahas tentang bibit unggul hasil persilangan. Entah di tahun berapa. Yang jelas ketika itu aku masih SD. Bibit jagung hibrida sering kali di singgung-singgung ketika ku sedang sarapan.

Pesan moral: informasi berulang yang didengar anak ketika sarapan tertanam dalam memori jangka panjang di alam bawah sadar. Wkkk. 

Yang kedua adalah terminator. Kalau tak salah ingat, di akhir masa SD aku tak sengaja berkenalan dengan Arnold Schwarzenegger lewat film Terminator. Sampai SMP dan SMA (bahkan kuliah) pun beberapa kali nonton ulang semua sekuel film ini. Terminator, manusia hibrida hasil kombinasi manusia dan mesin a.k.a robot. 
Ah, kan, jadi teringat satu lagi, X-men, para manusia mutan.

Yang ketiga adalah Inuyasha. Tokoh yang manga dan anime-nya sejak SD berada di daftar teratas bacaan dan tontonan kesukaanku. Sekarang pun masih ada di deretan favorit lah walau bukan paling atas😁. Inuyasha, si manusia setengah siluman hasil persilangan siluman anjing murni (bapaknya) dengan manusia biasa (ibunya). Eh siluman setengah manusia lebih tepatnya, karena dia cuma berubah jadi manusia ketika bulan baru saja. Tak salah dikatakan manusia hybrid kan ya?

Eh, jadi sebenarnya yang benar itu manusia hybrid, hibrid atau hibrida sih?


Kalau dicek di KBBI, kata hybrid tidak akan ditemukan. Yang ada hibrida.

Hybrid adalah bahasa Inggris dari kata hibrida yang artinya turunan yang dihasilkan dari perkawinan antara dua jenis yang berlainan.
Arti hybrid di kbbi

Lalu hibrid? Bentuk tidak baku dari hibrida. Mungkin asal terbentuknya kata hibrid itu karena orang Indonesia membaca tulisan bahasa Inggrisnya; Hybrid dengan pelafalan bahasa Indonesia. Yang seharusnya hybrid dilafalkan /haibrid/ tapi karena yang baca orang Indonesia dengan pengetahuan bahasa Indonesia juga, jadilah tulisan hybrid dibaca /hibrid/. Dan yang keliru melafalkannya tak cuma satu dua orang tapi berjamaah dan di mana-mana. Maka jadilah ada kata tak baku hibrid.

Nah, masalahnya adalah (masalahku saja mungkin), tren berbahasa masa kini sering kali mencampuradukkan beberapa bahasa (terutama bahasa Inggris dan bahasa Indonesia) dalam satu kalimat, bahkan dalam satu frasa. Kurang senang rasanya kalau tak dicampur-campur. Dikiranya keren kali ya. Jujur jiwa kebahasaanku meronta-ronta ketika mendengar atau membaca tulisan yang dibegitukan. Padahal aku bukan editor. Lebih ke pengkritik🤣.

Sebagai personal yang berjiwa semi tradisional, jujur aku menjunjung pribahasa 'bahasa menunjukkan bangsa', juga slogan 'pergunakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah dan pelajari bahasa asing'. Mungkin karena itu juga sejak dulu aplikasi dan software kamus selalu ada di ponsel dan laptopku. Tapi kalau soal bahasa alay Indonesia terbaru, aku adalah orang yang paling kudet. Paling gak ngerti aku tuh🤣. Masih jauh lebih paham bahasa slang Mandarin.

Terkait penulisan yang bahasanya dicampur aduk, misal penggabungan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, yang sering membuatku resah ini, (pernah ku ulas juga di artikel Mind Your Language), setidaknya tulislah dengan tata penulisan yang tepat. Paling tidak cukup hati dan telinga saja yang dibuat resah, mata jangan.

Pertama kita ya wajib sadar dulu, cek dulu, itu bahasa Indonesia baku atau bukan. Kalau bukan ya tolong dimiringkan. Jangan asal tulis. Kasihan orang yang baca, terotak dan tertanam di memorinya cara penulisan macam begitu. Lalu ketularan lah si pembaca menulis atau menggunakan redaksi bahasa demikian. Maka jangan heran kalau ujung-ujungnya nilai ujian bahasa Indonesia orang Indonesia asli jauuuuuh lebih rendah dari pada nilai ujian bahasa Inggrisnya. 

Kedua, naikkan tingkat kesadaran berbahasa. Kalau sudah tahu itu bahasa asing, Inggris misalnya, cari padanan kata bahasa Indonesianya. Contoh kata hybrid diganti menjadi hibrida.

Ketiga, naikkan 1 tingkat lagi kesadaran berbahasa. Kalau mau mencampurkan 2 bahasa dalam 1 kalimat, jangan mencampurkan 2 bahasa dalam 1 frasa. Cukup jadikan frasa tersebut menjadi 1 bahasa, Inggris atau Indonesia. Pilih satu saja. Jangan serakah.

Misal penulisan frasa 'motor hybrid'. Membaca ini sungguh membuatku ingin sekali menonjok si penulisnya. Sudahlah menggabungkan 2 bahasa di 1 frasa, tak dimiringkan, terbalik pula letaknya ketika dibaca /motor haibrid/. Subhanallah.

Tak salah memang pelafalannya. Tapi simulasi di otakku ketika mendengarnya; Apa maumu sebenarnya? Mau pakai bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sih kamu? Ini anak mau sok keren atau korban ikut-ikutan sebenarnya? Mau ngajak gelut ya? Masih mending jika dibaca /motor hibrid/, berarti dia masih pakai pelafalan bahasa Indonesia untuk frasa tersebut. Walaupun ya tetap salah dari pelafalan dan katanya)

Jadi bagaimana penulisan yang benar? 

Penulisan yang benar dari motor hybrid adalah hybrid motorcycle atau motor hibrida. Maka tolong jangan meresahkan. Tolong.

Artikel Terkait : Mind Your Language

Nah, setelah sampai sini, baru ku sadari ternyata di bagian awal tulisan ini, aku telah menuliskan suatu frasa yang perlu ditonjok juga. Sengaja tak disunting. Bisakah kamu menemukannya? 😄

Lakukan 7 Cara Ini Supaya Tidak Tertipu di Dealer Motor

"Kalau beli motor barunya di dialer resmi bisa kena tipu juga ya, Kak?"

"Memangnya di mana sih, tempat di muka bumi ini yang dijamin bebas tipu daya?"

'Tindak kejahatan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Waspadalah! Waspadalah!'


Pernah dengar slogan macam gitu kan?  Jadi bukan tempatnya sih, lebih kepada oknum dan kesempatannya.

Apalagi makin ke sini, jenis dan cara kerja para penipu makin canggih. Sudah seperti kecanggihan mesin AI yang tiap detik selalu bertambah saja aneka kecerdasannya.

Nah, sama seperti kemungkinan kena tipu di dealer resmi sekali pun.  Padahal maksud hati mau cari motor yang bisa menemani langkah menjalani masa depan ya kan. Udah nabung hingga berdarah-darah, malah tertipu sales nakal. Apa tak makin menambah persentase serangan struk di Indonesia coba?

Nah, berikut 7 cara yang bisa dilakukan supaya terhindar dari penipuan saat beli motor di dealer

Sebelum ke dealer motor, cek harga di situs resmi pabrikannya.


Biasanya harga di dealer akan lebih murah karena kerap ada diskon dan promo motor yang diberikan. Apalagi jika beli tunai. Panda-pandai bernegosiasi tetap adalah kunci.

Jangan lewat perantara. 


Seringnya kita yang gak mau ribet ini, apalagi emak-emak ya kan, maunya yang tinggal terima bersih aja, tak jarang pakai jasa perantara di urusan jual beli motor. Entah tetangga, saudara, teman, kenalan, bahkan yang kenal pun enggak (baca: calo). Masih mending tetangga atau saudara ya kan, paling tidak tahu riwayat sepak terjang dan tingkat keamanahannya. Dengan segala iming-iming anti ribet-ribet club, bisa kali pun uang kita akhirnya malah ditelap.

Selain itu, jika tanpa perantara, kalau misal di kemudian hari ada apa-apa, rusak dan sebagainya, garansinya bisa lebih mudah digunakan.

Pilih sales yang berseragam lengkap dengan atribut dan bet namanya di sales konter.


Pasalnya,  di dealer resmi sekalipun ternyata sering ada penyusup berkeliaran, eh maksudnya sales lain yang biasa disebut calo leasing.

Ya, walaupun ada juga kasus oknum berseragam sales lengkap dengan atribut dan bet namanya, tapi ternyata dia bukan karyawan dealer tersebut. Sungguh profesional sekali dia menjalankan aksi penipuannya bukan?

Tapi kita wajib berusaha maksimal ya kan. Yang jelas jangan cari sales yang gak pakai seragam sih kalau ke dealer, karena pasti lebih tinggi risiko ditipunya.

Jangan sembarang transfer atau memberikan uang.


Apalagi jika transfer ke nomor rekening pribadi dengan alasan apapun. Hanya transfer ke rekening resmi dealer. Intinya, kalau ujung-ujungnya kita ada diminta transfer ke nomor rekening pribadi, entah siapa pun itu, sudah pasti penipuan. Titik.
 

Bayar ke siapa saja harus ada tanda terima resmi atau kuitansi dari nama dealer.


Jika bertransaksi tunai, pastikan melihat proses pembayaran dari sales ke kasir dealer. Pastikan uang benar disetor ke kasir dan di saat itu juga kita mendapatkan kuitansi resmi dari perusahaan.

Laporkan. 


Jika dipersulit saat membeli tunai langsung, alias diarahkan, dibujuk rayu, bahkan digiring supaya beli secara kredit, laporkan oknum tersebut ke call center yang tertera di situs resmi, yaitu 021-24575555 atau 021-4616995 atau sms di 08111080090 dan email contact_center@yamaha-motor.co.id.

Pastikan bahwa dealer motor tersebut adalah benar dealer resmi.


Cek status dealer di situs resmi perusahaannya. Selain itu kita juga bisa menilai kredibilitas serta rekam jejak dealer tersebut dari penilaian dan review pelanggan atau pengunjung via google maps. Usia perusahaan juga bisa dijadikan tolak ukur terpercaya tidaknya dealer tersebut. Contohnya PT. Alfa Scorpii yang telah berdiri hampir 37 tahun, tepatnya 25 Agustus 1987.

Sebagai main dealer Yamaha yang kini berlokasi di Jl. HM. Yamin, Medan, PT. Alfa Scorpii berkomitmen menghadirkan produk-produk berkualitas dan memberi pelayanan terbaik untuk masyarakat. Saat ini ada lebih dari 40 cabang milik PT. Alfa Scorpii yang tersebar di Aceh, Medan, Sumatera Utara, Riau kepulauan juga Riau Daratan.

Dalam hal mutu layanan, PT. Alfa Scorpii cukup rutin mengadakan pelatihan pada mekaniknya sebagai bentuk evaluasi dan peningkatkan kualitas layanannya. Tak heran bengkel resmi Yamaha sering dijadikan pilihan oleh masyarakat.

Salah satu hal utama yang membuat motor Yamaha begitu diminati masyarakat adalah karena bengkel resmi Yamaha itu bisa dikatakan ada di mana-mana, dari perkotaan hingga pelosok-pelosok. Jadi ketika butuh servis motor ya tak ribet jauh-jauh.

Selain itu fasilitas yang diberikan oleh PT. Alfa Scorpii ini pun sungguh mengutamakan kenyamanan pelanggan, seperti ruang tunggu yang nyaman dilengkapi hiburan TV dan wi-fi gratis, mushola, disuguhi minuman lagi, serta banyak fasilitas lainnya.

Oh iya, baru-baru ini Yamaha meluncurkan produk terbarunya yaitu Nmax Turbo. Skutik yang digadang-gadang menjadi motor paling paling canggih di jajaran skutik MAXI. Melalui produk terbaru ini, Yamaha bermaksud memberikan pengalaman berkendara terbaik untuk pelanggannya, dilengkapi fitur terbaik dengan sensasi turbo yang belum pernah ada.

Bolehlah jalan-jalan ke Alfa Scorpii untuk kenalan lebih dekat sama si Nmax Turbo ini. Mana tahu  cocok untuk diajak menjalani masa depan ya kan.

Nah, itu tadi 7 cara yang bisa kita lakukan supaya tidak tertipu saat beli motor di dealer. Kamu punya pengalaman serupa? 


Cara Mendapatkan Kuota Internet Gratis Tiap Bulan

"Kak, kek mana caranya kok bisa selalu tahu ada promo internet gratis dan pas pula tanggalnya? Apa ada notifikasinya?"


Pertanyaan yang selalu muncul ketika buat story tiap bulan tentang promo internet gratis dari Telkomsel.

Jawabannya tidak ada ya, Siti Aminah. Tidak ada notifikasinya. Jadi sebenarnya itu adalah (mungkin) satu-satunya efek positif dari kecanduan gawai yg ku alami. Jadi tiap hari, selain matikan alarm, ada beberapa aplikasi yang selalu aku buka pagi-pagi. Udah kayak otomatis aja gitu tangannya ngecek beberapa aplikasi itu. Salah satunya aplikasi MyTelkomsel. Seperti suatu rutinitas gitulah.

Kalau diurut MyTelkomsel, Tokopedia, Shopee, Dana, Soco, (yang kesemuanya cuma buat check-in dan lihat kupon diskon doang),  lalu Facebook, Gmail, IG  (yang ketiga-tiganya hanya untuk lihat notifikasi terbaru).

Seringnya kebablasan di IG ketika terpencet tombol eksplore dan terlihat unggahan seputar DIY dan flower arangement, wkkk. Makanya di IG sengaja diaktifkan fitur Daily Limit dan Break Reminder, biar gak keterlaluan kali "khusyuk berzikirnya". Walau pada akhirnya semua tergantung pada keteguhan hati juga🤣).

Dan barulah terakhir WA. Prioritas utamanya cek 3 pin teratas; Ngapain Kita, Keluarga Besar FLP SU, dan Blog M VIP. Baru setelahnya cek Grup pengurus, Blog M dan pesan individu baru. 

Ketika mood sedang normal, 3 pin teratas selalu dibuka dan dibaca, grup selanjutnya siang baru dibuka. Kalau mood sedang kurang normal, paling cuma lihat jumlah notifikasi 3 pin teratas tanpa dibuka, bacanya bisa siang bisa malam, itu pun cuma Ngapain Kita aja yang diterge. Kalau Ngapain Kita aja pun gak diterge, berati ya mood sedang jungkir balik, kayang, salto, atau gelut. Konon lagi chat individu, kapan-kapan lah itu dibukanya🙏.

Nah, jadi curhat pulak. Mari kita kembali ke topik. 

Ada beberapa cara untuk mendapatkan kuota internet gratis tiap bulan dari Telkomsel.  Eh cuma Telkomsel aja, nih? Kalau kartu lain? 
Karena semenjak balik kampung udah pensiun pakai provider lain, jadi ya daku hanya pakar di beberapa dunia per-Telkomsel-an saja.

1. Daily check-in


Program Daily Check-in atau yang sekarang berubah nama menjadi Stempel Berhadiah ini memiliki dua jalur untuk mendapatkan kuota gratis. Satu dari program Hadiah Basis dan satu lagi dari program Hadiah Premium. Ya walaupun jenis dan besar hadiahnya sering berubah tiap bulan, tapi biasanya pasti ada kuota gratisnya sih.
Kuota internet gratis tiap bulan

Kalau yang Basis, kita hanya perlu check-in tiap hari untuk mendapatkan stempel. Ketika jumlah stempel telah terpenuhi, kita tinggal klaim hadiahnya.


Sedangkan yang Premium, hadiah yang bisa diklaim berdasarkan banyaknya transaksi yang kita lakukan di periode itu. Makin besar transaksi yang kita lakukan ya semakin banyak juga hadiah yang bisa kita klaim.

Jenis, jumlah dan besar hadiahnya berubah-ubah tergantung mood si Telkomsel tiap periode. Bisa berupa poin, kuota nelpon, voucher diskon, kuota internet dan lainnya. Harap maklum. Namanya juga Telkomsel. Tapi biasanya hadiah kuota internet gratis selalu ada dan lumayan lah, lepas-lepas makan. Seperti periode ini, macam gini lah bentuknya.

2. Kuota Hepi


Program Kuota Hepi tak lain dan tak bukan adalah promo kuota melimpah yg hanya berlaku sehari. Tanggalnya tidak tetap. Seingatku 2 tahun belakangan program Kuota Hepi hampir rutin hadir tiap bulan. Walau tanggalnya tidak tetap, berdasarkan pengalaman, promo ini berada di rentang pertengahan bulan, antara tanggal 11-22 gitulah.

Nah kalau yang ini nggak akan ada pemberitahuan seperti SMS atau notifikasinya. Hanya saja kalau kita rajin cek di beranda aplikasi MyTelkomsel pasti bakal kelihatan sih. Kalau pun ada notifikasi, ya paling itu notifikasi dariku di IG sirkel para pelanggan notifikasiku; @kakbibeh @nufaz3e @iniyuha dan @kyo_rizki_han.😌


Dulu pertama kenalan dengan kuota Hepi, kita cuma butuh tukar hadiahnya dengan Rp1 saja, tanpa perlu poin. Bulan-bulan berikutnya berubah kebijakan jadi  Rp1 dan 1 poin. Sempat juga ada masa dengan 10 rupiah dan 5 poin. Hingga kini masuk masa Rp1.000 dan 10 poin. Biasa lah ya kan, Telkomsel. Makin lama makin mahal.


Begitu juga dengan besar kuotanya dan masa berlakunya. Kalau tak salah ingat, pertama ikutan ketika besar kuotanya 10gb berlaku hingga jam 12 malam. Lalu berubah jadi 15gb, 22gb, dan 27gb. Masa berlaku pun pernah labil menjadi 24 jam. Jadi walaupun kita menukarnya di jam 11.00 malam, kuota masih berlaku sampai sebelum jam 11 malam berikutnya. Bulan lalu 27gb berlaku sampai 23.59 WIB. Padahal jelas-jelas di SMS pemberitahuan dan notifikasi disebutkan berlaku hingga tanggal besoknya, alias 2 hari. Memanglah ini Telkomsel.

Nah bulan ini 15gb berlaku hingga jam 12 malam (kembali).

Oh iya, di 2 atau 3 bulan akhir tahun lalu, program kuota hepi ini sempat menghilang. Kukira bakal lenyap. Eh rupanya Ada lagi. Alhamdulillah.

3. Jelajah Nusantara


Di Jelajah Nusantara ada beragam hadiah yang bisa kita klaim setelah memenuhi target misi yang kita selesaikan. Kalau kuamat-amati jenis dan besar hadiahnya 11 12 dengan hadiah di Daily Check-in (Stamp Berhadiah). Bedanya, kalau di Stamp Berhadiah semua kuota bisa diklaim dalam sebulan, di Jelajah Nusantara jangkanya jauh lebih lama, berbulan-bulan bahkan lebih setahun. Selain itu, semakin sering dan semakin besar jumlah transaksi via aplikasi MyTelkomsel, semakin lekas pula kita bisa klaim hadiahnya. Walau pun lama, tapi lumayanlah buat tambah-tambah kuota tahunan, eh.😅


Oh iya, perlu digarisbawahi ya, transaksi yang terbaca oleh sistemnya ini adalah transaksi yang melalui aplikasi MyTelkomsel saja. Kalau transaksinya via web atau via SMS tidak akan dianggap oleh sistemnya.

Misal, isi pulsa dari M-banking, beli paket data lewat *363#, transfer pulsa lewat *858#, maka transaksi ini tak akan terhitung sebagai transaksi pada program Stamp Berhadiah dan Jelajah Nusantara, karena transaksinya tidak dilakukan melalui aplikasi MyTelkomsel.  Jadi kalau memang niatnya sekalian biar dapat kuota internet gratis tiap bulan, maka isi pulsa dan beli paket sebaiknya ya via aplikasi MyTelkomsel. Biar gak kena zonk ya kan.

Dan berhubung karena Telkomsel ini (menurutku) suka kali ganti-ganti kebijakan S&K, maka ya legowo dan jangan terlalu banyak berharap supaya tidak kecewa. Seperti aku yang bulan ini pas mau tukar hadiah Jelajah Nusantara eh tidak bisa, atau seperti 2 bulan lalu pas level perjalanan udah sampai di Monas dan tinggal redeem hadiah, tetiba besoknya pas dibuka status perjalanannya mulai dari awal lagi, Sabang. 😶 Berharaplah hanya pada Allah biar gak kecewa. 


Nah, jadi itulah dia beberapa cara mendapatkan kuota internet gratis tiap bulan dari Telkomsel. Semoga lah ada faedahnya.

Udah nulis postingan gini, cak lah tebak, kira-kira di bulan Juli Kuota Hepi tanggal berapa? 
(Eh, rupanya gak ada pulak) 🤣








Jajanan SD yang Dirindukan dan Kenangan yang Nyaris Terlupakan

Peringatan: Tulisan ini panjang dan bernuansa nostalgia dengan unsur kekunoan dan ke-katrok-an personal.

Di masa itu, SD kami belum kenal dengan bakso kojek, sosis, apalagi nuget. Apa itu? (Mixue? Sampai kini pun belum sempat kenalan😁).

Itu adalah zaman ketika duit Selawe masih dapat ditukar dengan 4 bonbon atau dodol garut. Kalau tak salah ingat uang Selawe masih berlaku hingga aku kelas 3 atau 4. Karena setelah itu inflasi besar-besaran dan pelan-pelan bonbon dan dodol garut pun jadi Limpul satu harganya. Kelas 6 jadi Cepek (baca: ce pada cepat, pek pada kopek) sebuah.

Eh, kenalnya kalian dengan Selawe, Limpul dan Cepek? Uang koin 25 Rupiah bergambar burung, ada juga uang kertasnya. That is Selawe.
Sumber Pinterest 
Limpul dan Cepek bukan lima puluh ribu dan seratus ribu seperti yang biasa kita maksud, melainkan 50 Rupiah dan 100 Rupiah.

Kuingat tiap naik kelas uang jajanku juga naik 100 Rupiah. Kelas 1 Rp100, kelas 2 Rp200, kelas 3 Rp300. Begitu seterusnya. Uang jajan bertambah tiap naik kelas adalah sejenis kesepakatan antara aku dan orangtuaku sebagai bentuk reward berhasil tak tinggal kelas.

Waktu naik kelas 2, bahagia sekali rasanya karena uang saku bertambah. Ingin sekali cepat-cepat naik kelas 5 supaya uang jajan jadi Rp500. Biar berasa kayak anak orang kaya yang uang jajannya banyak dan bisa jajan ini itu. Tanpa perlu senantiasa perhitungan, yang ini untuk keluar main (jam istirahat) pertama, yang ini untuk keluar main kedua.

Manalah paham ya kan. Padahal walau uang saku tiap tahun naik, harga barang pun naik. Di otakku, kalau uang jajan naik berarti paten, berasa naik kasta gitu. Aslinya ya sama saja nilainya. Padahal kena tokoh sama inflasi, tapi malah bahagia pula. Kasihan.

Saat kelas 6 aku lupa, apakah uang jajanku tetap Rp500 atau jadi Rp1000. Yang jelas masuk SMP uang jajanku pasti tak kurang dari Rp1000 karena harga jajanan di SMP mahal-mahal😅.

Di kelas 5 dan 6 biasanya aku bawa bekal. Asal mulanya karena teman sebangkuku sejak kelas 4, Linda namanya, rajin bawa bekal, dan bekalnya enak-enak di hidung dan lidahku. Nasi gorengnya enak, mi instan gorengnya enak, bahkan buah-buahan yang dibawanya juga enak. Apalagi air jeruk kasturinya. Darinya juga kutahu di dunia ini ada jeruk kasturi yang wanginya aduhai.

Belum lagi tempat minum, wadah bekal hingga sendok dan garpunya pun terlihat memukau. Di mataku terlihat berkelas. Warnanya sering berganti walau modelnya sama. Dan yang membuatku makin merasa wah, ada tas khusus bekalnya juga. Warna, desain dan bahan tasnya juga membuatku takjub. Punyaku hanya pakai plastik asoy bekas belanja emakku. Wadah bekalku waktu itu ada 2, yang satu banyak sekatnya, satu lagi tanpa sekat. Mana ada tas-tas cantik macam gitu. Terpikir pun tidak.

Yah, itulah awal pertama berkenalan dengan produk Tupperware. Konon, di Aek Loba, masa itu hanya orang-orang kaya saja yang punya.

Di ingatanku, Tupperware adalah botol minum yang bisa dengan aman diletak dalam tas bersama buku-buku tanpa khawatir tumpah atau merembes. Begitu pula dengan wadah makanan, tanpa dibungkus plastik pun tak perlu khawatir minyak pada sambal akan meleber keluar wadah, menodai buku tulis juga tas.

Pernah ketika botol minumku pecah, sengaja kuikut ketika hendak beli botol minum baru. Bertekad untuk mencari yang serupa milik Linda. Tapi tak kutemukan di toko-toko yg kudatangi. Sekian kali berganti toko, akhirnya kutemukan sebuah botol minum persis salah satu punya Linda, baik model, bentuk dan warnanya. Namun kumerasa tetap saja ada aura yang berbeda. Tak seperti milik Linda. Tapi ku tak tahu apanya.

Esoknya, dengan euforia agak lain dari biasa, kumasukkan botol minum baru itu ke ranselku. Tak lupa juga bekalnya. Sesampainya di sekolah, sehabis memarkir sepeda, kusandang ranselku, menuju ruang kelas. Tiba di bangku, rasanya ada yg tak beres. Baru sadar rok belakangku agak basah. Kubuka ransel. Ternyata air dalam tempat minum baru itu tinggal setengah. Padahal tutupnya masih terpasang. Buku-buku di tasku basah semua.

Tak seperti milik Linda yang tak akan menetes sedikitpun walau tempat minumnya ditunggangbalikkan, bahkan dikocak sekalipun. 

Dalam hati, kuhanya bisa bertanya-tanya. WHY? Kenapa kok punya Linda bisa gitu sedangkan punyaku kayak gini? Kan sama-sama tempat minum, sama warna, sama bentuk, sama ukurannya. Why me?

Hmmm, lalu hanya bisa menerima, bahwa memang serupa tapi tak sama. Sejak saat itu kubutuh plastik asoy ekstra untuk tempat minumku.

Jauh hari kemudian baru kuketahui mengapa botol minumku terasa berbeda dengan milik Linda. Di bagian bawah tempat minum Linda bertuliskan Tupperware, di botol minumku tulisannya Houseware. Agak lama kutatap, beberapa kali kueja supaya tak silap baca. Dan memang tak silap.

Saat itu ku belum tahu signifikansi suatu merek. Kini ya sudah pahamlah ya, kan. That's what you called KW. 🐼

Mungkin sejak saat itu kali ya, tiap ke supermarket atau toko yang punya lapak bagian peralatan makan dan minum, entah kenapa pasti disempatkan mampir dan berlama-lama di rak-rak itu. Walau memang gak niat mau beli, karena memang gak butuh juga. Beda dengan lapak stationery atau ATK yang walau pun tak butuh dan tak niat beli, makin lama di situ, ujung-ujungnya pasti ada saja yang masuk keranjang🦝. Obsesi masa kecil rupanya.

By the way, ini bukan bagian dari iklan ya.

Ingatan yang Terbaurkan


SD Inpres 014654, SD-ku, memiliki halaman yang sangat luas. Entah karena itu gabungan dengan halaman SD sebelah jadi tampak sangat luas.
Sumber Google Maps
Jadi ada 2 SD di lokasi itu. Meski tak ada pagar dan penanda batas yang jelas, tapi siswa masing-masing tahu, mana kawasan milik masing-masing. Terutama siswa kelas 6 SD kami dan SD sebelah yang berada di perbatasan wilayah. Bangunan kelas 6 kami berdampingan dengan bangunan kelas 6 SD sebelah. Dipisahkan lahan kosong sekitar 5x5 meter persegi. Dan lahan kosong itu milik kami. Buktinya kalau piket kebersihan, siswa kelas 6 kamilah yang menyapu lahan itu.

Begitu juga saat upacara bendera. Di halaman ada 2 tiang bendera. Yang satu di depan kantor kepala sekolah kami, yang satu lagi di depan kantor kepala sekolah SD sebelah.

Sejujurnya aku butuh waktu lama untuk mengingat bagian UPB (Upacara Pengibaran Bendera) ini. Ingatanku agak bercampur, antara kami upacara gabungan tiap pekan dengan bergantian sebagai penyelenggara, atau upacara masing-masing dan berbarengan. Karena aku ingat kami pernah sering "berlaga" ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hening Cipta. Siapa yg paling kuat suaranya ketika sama-sama mengibarkan bendera. Juga ketika melafalkan teks pancasila. Tak jarang masing-masing gagal fokus. Barisan upacara kami kami pun punggung ketemu punggung.

Dan setelah mengingat-ingat beberapa lama, memang tak salah ingat rupanya. Kedua praktik tadi memang terjadi. Hanya saja kulupa di kelas berapa sistem upacara masing-masing itu berganti menjadi upacara gabungan.

Kalau giliran SD kami, yang dipakai tiang bendera kami dan barisan menghadap SD kami. Pembina upacara, petugas pengibar bendera dan pemimpin upacara juga dari SD kami. Begitu pula ketika giliran SD sebelah, yang dipakai tiang bendera mereka dan barisan juga menghadap SD sebelah. Pun pembina dan pemimpin upacara serta petugas pengibar benderanya.

Jajanan SD di Kantin Sekolah


Bisa dikatakan SD kami tak punya kantin sekolah saat itu (entah kini). Maksudnya, jika definisi kantin sekolah adalah kantin yang berlokasi di lahan milik sekolah, maka memang sekolah kami tak punya kantin. Begitu pula SD sebelah. Warung jajanan sekolah berada di luar tanah sekolah. Lokasinya dekat, persis di belakang bangunan kelas 6 SD kami dan SD sebelah.

Ada 4 warung jualan yang berdampingan rapat-rapat. Masing-masing dimiliki seorang nenek. Nek Bongkok atau Nek Opak, Nek Kurus atau Nek Jinem, Nek Gendut atau Nek Lontong, Dan Nek Cerewet atau Nek Bubur. Sampai kini yang kuketahui nama aslinya hanya nama Nek Kurus yaitu Nek Jinem, karena masih masuk dalam hitungan tetangga. Yang lainnya tidaklah kutahu.

Julukan para nenek cukup mewakili karakteristik figur pemilik warung.

Nek bongkok atau Nek Opak menjual 2 jenis panganan. Opak ubi (yang ukurannya  lebih besar dari piring makan) yang disiram dengan bumbu rujak, dan satu lagi Mi kuah. Mi lidi yang disiram kuah berbumbu micin. Bukan mie gomak. Kini orang Aek Loba sering menyebutnya sebagai Mi Esde ketika ada hantaran mi serupa dari tetangga berhajatan wirit dan sejenisnya.
Sumber Pinterest
Nek Kurus atau Nek Jinem menjual Nasi Lemak, cenil, lupis, keripik pisang, pisang goreng dan bakwan.

Nek Gendut atau Nek Lontong menjual lontong sayur, ongol-ongol, kue lumpang, bakwan, dan tahu isi.

Nek Cerewet atau Nek Bubur menjual bubur kacang hijau, bubur pulut hitam, dan agar-agar yang semuanya disajikan dengan santan mentah. Selain itu juga ada miso, pisang goreng dan bakwan. Dari semua penjual, pisang goreng nenek ini yang paling kusuka. Walau warnanya agak negro, tapi rasa manis dan asamnya pas serta tak seret di tenggorokanku. Kalau bakwannya kurang pas di lidahku karena jenisnya yang kriuk. Di masa itu aku lebih suka bakwan Nek Lontong, yang pulen dan ukurannya gede😁.
Sumber Facebook 
Di kantin Nek Jinem seringnya aku beli cenil dan lupis dicampur. Kenyalnya pas, tak alot tak juga lembek. Lupisnya harum. Perpaduan saus gula merah dan kelapanya itu makyus. Rasanya nagih. Aku jarang beli nasi lemak karena bontotanku lumayan sering nasi juga, nasi goreng. Selain itu harga nasi, lontong dan miso lebih mahal dari pada kue dan gorengan.

Sejak terbiasa menabung, sayang rasanya menghabiskan uang jajan. Di kelas 5 atau 6, ku seperti menemukan solusi berhemat. Bersama Linda, muncullah ketertarikan untuk ikut 'magang' di kantin ketika jam istirahat. Awalnya Linda yang beberapa kali bantu-bantu Nek Lontong mengelap piring lontong yang baru dicuci. Lalu ia pun dikasi sepiring lontong, kadang kue atau gorengan.

Lama-lama aku pun diajaknya. Mulai dari mengelap piring, mencuci piring, menempatkan lontong-lontong dan printilannya ke piring, sampai terkadang ikut bantu menjuali dan menunggui warung Nek Lontong. Kami pun diupah sepiring lontong sayur, dan tak jarang juga dikasi kue atau gorengan oleh Nek Lontong.

Paling sesekali kami absen ketika Kak Leli (kalau tak salah ingat namanya) anak Nek Lontong, ikut membantu menjaga warung, atau ketika SD kami lagi tanding yeye dengan SD sebelah. Berhubung, kami berdua adalah salah dua atlet utamanya😅.

Selain 4 warung jajanan ini, ada lagi lokasi jajanan kami yaitu di halaman sekolah dekat gapura. Secara geografis, lokasi itu milik SD sebelah. Namun di tugunya bertuliskan SD 014654, sekolah kami. Abang-abang Es Tuntung sering ngetem di situ. 

Es tuntung beraroma pandan. Dipotong lalu dicucuk dengan lidi, kemudian dicelup ke dalam cairan coklat. Jadilah es tuntung dengan toping coklat beku. Esnya lembut. Nikmat sekali.

Kadang sering juga abang-abang penjual es serut, es tebu, dan juga ibu-ibu penjual mi pecel mampir di lokasi yang sama di jam istirahat. Tapi aku kurang tertarik. Satu karena aku tak suka es serut. Selain hanya dapat rasa manis sesaat, sisanya tinggal rasa es batu. Rugi kurasa beli es serut🤣. Yang kedua, di rumahku banyak pokok tebu. Hampir tiap siang kuganyangi. Lagi-lagi beli es tebu rugi kali kurasa🤣. Kalau mi pecal, di masa itu aku agak anti makan mi. lebih ke tak terlalu suka rasanya. Kecuali mi goreng bekalnya Linda😁.

Walau pun kusuka dengan es tuntung ini, bukan berarti aku sering beli. Hanya jika beberapa kondisi ini terpenuhi barulah kubeli.

1. Ketika yang antre gak rameeee kali.
2. Ketika tak sedang musim kemarau di mana abu jalanan macam yang tampak di kegiatan pas mobil-mobil off road.
3. Sedang tak musim lalat.
4. Ketika kulihat kain lapnya masih bersih atau paling tidak belum gadel-gadel kali🤣.

Bisa dikatakan emakku cukup berhasil menanamkan makna "jangan jajan sembarangan" di otakku. Kriteria nomor 4 itu aku sendiri yang buat kayaknya.

Tak terlalu ingat kejadiannya gimana, hanya ingat pernah tersaksikanku kain untuk lap mangkoknya Nek Bubur juga dipakai untuk mengelap meja jualannya. Sejak saat itulah kuamati memang kain lapnya disamaratakan. Kan aku jadi berpikir sendiri lalu overthinking dan berakhir menakut-nakuti diri sendiri. Hadeeh.

Sejak saat itu, aku yang awalnya suka banget sama segala bubur dan agar-agar Nek Bubur, juga pisang gorengnya, kemudian hampir tak pernah lagi beli di situ. Trauma.

Padahal, beberapa kali kusempat melakukan sejumlah aksi yang usahanya agak lebih hanya untuk mendapatkan agak-agar kuah santan ini.

Pernah, sengaja ku langsung lari pas lonceng istirahat berbunyi hanya untuk mengejar supaya gak lama mengantre dan gak kehabisan itu agar-agar, berhubung stoknya terbatas.

Pernah juga sengaja datang pagi-pagi ke kantin Nek Bubur sebelum lonceng masuk (karena beberapa hari gak kebagian), eh rupanya hingga lonceng berbunyi, Nek Bubur belum jua datang.

Pernah juga ketika jam praktik olahraga di lapangan usai beberapa menit sebelum lonceng istirahat, ku lekas-lekas ke kantin Nek Bubur. Bahagia sekali rasanya kedapatan agar-agar tanpa harus mengantre dan bebas khawatir mendengar repetan Nek Bubur ketika murid-murid pada berdesakan mau cepat dilayani. Sayang, semenjak kelas 5 itu ku tak pernah lagi merasakan nikmat agar-agar kuah santannya Nek Bubur.

Nah, beberapa hari lalu emakku bercerita, bahwa beberapa pekan lalu ketika aku masih di Medan, ada tetangga wirit dan mengantar agar-agar kuah santan ke rumah. Enak kali katanya. Teringatlah aku pada agar-agar esde Nek Bubur. Dan kepinginlah ya kan. Besoknya terbuatlah dia. Lalu terbuatlah tulisan ini.

Kalau kamu, apa jajanan SD yang paling dirindukan?










Tips Supaya Bougenvile Berbunga Lebat Ala Emakku

Percaya atau tidak, dalam hal berkebun, tak jarang beda tangan beda hasilnya. Begitu kelihatannya memang. Tapi menurutku, ya tak selamanya karena faktor tangan si tukang kebun. 

Banyak faktor lain yang tentu turut bersumbangsih. Seperti media tempat tumbuhnya, cuaca, perawatan dari si tukang kebun, hama (baik kasat maupun tak kasat mata), tangan-tangan tetangga, hingga komunitas ayam dan entok yang sering kepo; numpang mandi lalu 'nengkreng' berjemur menikmati vitamin D alami, atau sekadar 'ngiyup' dari teriknya matahari di siang bolong.

Seperti halnya bunga kertas emakku. Penampakan hasil saat kurawat vs saat emakku yang merawat sangat jauh berbeda. 

Serajin-rajinnya kurawat (kuganti tanahnya, kusiram, kupupuk) hasilnya bunga kertas tumbuh subur, panjang-panjang serta gemuk-gemuk batangnya, hijau serta lebar-lebar daunnya, sepala berbunga jarang-jarang.🤣

Ketika emakku yang merawat (padahal sehari hanya sempat disiram sekali, kadang pun tak sempat) hasilnya pendek-pendek pohonnya, jarang-jarang daunnya, tiap pot isinya bunga semua. Hadeeeh

Bunga kertas bougenvile

Di Aek Loba dan sekitarnya, bougenvile biasa lebih di kenal dengan sebutan bunga kertas. Padahal di daerah lain bunga kertas yang dimaksud adalah Zinnia. 

Bunga Zinnia, Bunga kertas
Bunga Zinnia

Nah, yang dibahas di sini adalah si bunga kertas Bougenvile. Bunga nasional Grenada ini bisa tumbuh sampai 12m. Biasanya berbunga sepanjang tahun, terutama di daerah tropis yang melimpah sinar mataharinya. Ya, walau kata si Mbah Google, ada juga jenis yang berbunga musiman.

Bougenvile termasuk tanaman yang mudah ditanam. Tinggal potong batangnya lalu dicucukkan ke media tanam humus. Letakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung, juga terlindung dari akses ayam-ayam riuh tetangga. Dengan kadar air seperlunya, biasanya stek batang akan bertunas dalam beberapa pekan, dan sudah bisa dipindah ke area yang disukai.

Bougenvile tak suka lingkungan tanah yang lembab. Kalau kebanyakan disiram, daunnya akan lekas menguning. Mereka adalah tipe tanaman yang bahagia disetrap di panas-panasan. Makin dijemur makin berbunga. 

Jadi, kalau bougenvile di rumahmu jarang berbunga atau ya bunganya pelit-pelit, berarti kuburannya sempit, eh, maksudnya bisa jadi cara perawatannya menentang fitrah tumbuhnya si Bougenvile ini. 

Bunga bougenvile aneka warna berbunga lebat
Potnya ditutupi batu-bata supaya gak jadi TPUA (Tempat Pemandian Umum Ayam) 

Nah, berikut beberapa tips supaya Bougenvile berbunga lebat ala emakku.

1. Letakkan di tempat yang penuh sinar matahari. 

Bougenvile adalah tanaman yang suka sekali dijemur. Kalau diletakkan di daerah yang iyup, alias terlindung dari sinar matahari, maka dia akan pelit berbunga, karena tuannya juga pelit memberi dia cahaya sang surya. 

2. Rajin-rajin pruning

Dulu suka heran, kok emakku ini suka kali sikit-sikit dipotongnya lah itu ujung-ujung cabangnya. Padahalkan kalau cabangnya panjang bisa dililit dibentuk-bentuk ya kan. Eh rupanya maksudnya supanya bertunas lagi, dan tunasnya tak pala sampai panjang-panjang kali akan berbunga lagi, bertumpuk di situ-situ juga. Jadi makin lama satu pot itu jadi kayak bunga semuanya.

3. Beri Ajinomoto

Ilmu ini udah sejak lama diterapkan emakku. Kalau di kamus perbungakertasanku, ini adalah ilmu yang paling pertama dan paling tua yang pernah kurekam. Kayaknya ku sudah tahu sejak sebelum bisa naik sepeda pun (kalau tak salah, sebelum 5 tahun, ku sudah bisa naik sepeda kakak-kakak). 

Bisa diganti dengan merek lain tak? 

Bisa-bisa saja sih ya. Emakku pernah juga pakai micin kiloan. Sisa yang tak habis terjual waktu itu. Kalau Masako dan Royco belum pernah iseng sih. Dan lebih mahal juga🤣. 

Kalau rang-orang beli micin kiloan untuk jualan, pesta atau wirit, emakku beli Ajinomoto kemasan 90gr untuk pupuk bunga kertas. Bisa dikatakan emakku hampir gak pernah pakai pupuk tanaman untuk bunga kertas, selain micin dan Ajinomoto. 

Berapa kali sepekan? 

Kapan teringat saja. Lebih tepatnya, kalau dilihatnya bunganya sudah tak ramai lagi, pas mau menyiram teringat, dicampurkanlah si Ajinomoto ke air siramannya. Tak ada jadwal tertentu. 

Takarannya?

Suka-suka hati. Paling sesendok untuk sekali siram semua pot bunga kertas di rumah.

4. Potong akar secara berkala. 

Padahal sudah diletak di panas-panasan, sudah diberi Ajinomoto, rajin pruning, sudah diberi kasih sayang... Kok tetap saja pelit berbunga ya? 

Coba cek akar dalam potnya, bisa jadi seluruh pot sudah dipadati akar, sehingga tanah untuk menyimpan haranya minim. Maka ketika disiram, nutrisinya lari semua bersama air. Dan tanaman pun jadi lebih lekas layu. Kita bisa kurangi sebagian akarnya, sehingga tanah di dalam pot tetap kondusif. 

5. Jangan buang bekas air cucian dari mesin cuci

Kalau rang-orang sering menampung air cucian beras, emakku rajin menampung air cucian mesin cuci. Untuk apa? Untuk menyiram tanaman di rumah. Apalagi di masa air sumur kerontang kayak gini.

Dan memang jika dibandingkan dengan bunga kertas tetangga, bunga kertas emakku bisa dikatakan jauh lebih wow tingkat keberbungaannya dan lebih rajin berbunga, tak henti-henti. Apalagi di musim menyala-menyalanya matahari sekarang ini.

Heran juga, padahalkan itu air cucian mengandung deterjen ya kan. Kok gak mati, malah berbunga-bunga. Mungkin efek larutan dakinya kali ya.🤣

Bunga kertas bougenvile lebat di pekarangan
Kalau gak salah foto ini diambil bukan dekat-dekat musim orang jiarah 😁

Jadi begitulah beberapa tips ala emakku yang bisa dicoba supaya Bougenvile di rumahmu berbunga lebat. 

Kalau kamu punya resep tradisional versi nenek moyang juga, boleh bagi-bagi dong. 😁🙏


Shapewear for Activities: Will We See Specialized Options for Workouts or Daily?

Shapewear has always been considered a transformative garment, that offers instant sculpting and smoothing effects for the different body types. It has been traditionally associated with being just a garment that was worn during special occasions and formal events.

But now, shapewear and wholesale waist trainers are expanding domain to be included with workout attire and even everyday wear. There’s a growing demand for more functional and versatile, but it also brings the following question: Will we be able to see more specialized shapewear options that have been designed specifically for daily activities or workouts?

The evolution

Shapewear, historically, served primarily aesthetic purposes. This aims to create a slimmer silhouette, as it smooths out bulges and bumps. But thanks to the advancements in fabric technology and design shapewear has been transformed into more than just a figure-enhancing undergarment. 

Modern shapewear now offers us targeted compression, has moisture-wicking properties, and also will provide posture support, as all of the options now cater to diverse needs and lifestyles. 

Shapewear for workouts

Integrating shapewear into workout attire, like a wholesale yoga legging, represents a big trend in the fitness industry. Manufacturers have started to develop more specialized options that have been tailored to the demands of many different activities. These activities can include Pilates, yoga, high-intensity interval training, and also weightlifting. 

These workout-specific garments often feature compression panels that have been strategically placed, that support different muscle groups, enhance circulation, and also promote better alignment during the workouts. Most of them also are made with moisture-wicking fabrics, that will keep you cool and dry, and have a seamless construction to minimize discomfort and chafing. 

Benefits of workout shapewear

They provide enhanced performance, as compression garments can improve muscle efficiency and also reduce fatigue, as they promote blood flow and reduce muscle vibration during workouts, potentially enhancing endurance and performance. 

It also improves posture. Some types of shapewear can incorporate supportive panels and inserts that have been designed to encourage proper posture and alignment, reducing the risk of injuries and enhancing the effectiveness of workouts. 

Shapewear can also boost the confidence. Wearing shapewear during your workouts can provide a sense of security and support. This boosts confidence and generates motivation to push to any challenging workouts. 

Shapewear for daily activities

Not only there isn’t a growing interest in workout-specific options, but also in shapewear that has been designed for everyday wear. These garments provide a subtle shaping and support without sacrificing breathability and comfort. They include briefs, leggings, camisoles, and body suits. Everyday shapewear offers a discreet solution to enhance confidence and comfort during daily activities. 

The future

As there are technological advancements and consumer preferences, are shaping the fashion industry, which means that the future of shapewear holds exciting possibilities. We might see more innovations in construction techniques and materials, which will lead to even more functional and versatile options. 

We can see more customizable compression levels to even smart fabrics that can adapt to individual body movements. There’s a huge potential for specialized shapewear to enhance performance, comfort, and confidence.